REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah Faisal Mekdad melakukan kunjungan ke Arab Saudi, Rabu (12/4/2023). Itu menjadi kunjungan pertama menlu Suriah ke Saudi sejak negara tersebut didera konflik sipil pada 2011.
Saat tiba di Bandara King Abdulaziz, Mekdad disambut Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Waleed bin Abdulhakim al-Khuraji. Menurut kantor berita Saudi Press Agency (SPA), kunjungan Mekdad adalah pemenuhan undangan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
“(Mekdad dan Pangeran Faisal) akan mengadakan sesi pembicaraan tentang upaya mencapai solusi politik untuk krisis Suriah yang menjaga persatuan, keamanan, dan stabilitas Suriah,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah.
Selain itu, Mekdad dan Pangeran Faisal akan turut membahas tentang pemfasilitasan kembalinya para pengungsi Suriah ke tanah air mereka. Mekdad dan Pangeran Faisal juga bakal mendiskusikan perihal mengamankan akses kemanusiaan ke daerah Suriah yang terdampak gempa dahsyat pada 6 Februari lalu.
Suriah didepak dari Liga Arab ketika konflik sipil pecah di negara tersebut pada 2011. Liga Arab mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Damaskus dikucilkan oleh dunia Arab.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan keterlibatan antara Suriah dan negara-negara Arab. Bashar al-Assad telah mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman tahun ini. Sementara bulan lalu, Saudi mengatakan, mereka telah memulai pembicaraan dengan Suriah untuk melanjutkan layanan konsuler.
Serangkaian momen itu menjadi penanda dunia Arab siap merangkul kembali Suriah. Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan para menlu Arab pada Jumat (14/4/2023). Riyadh bakal memulai pembahasan tentang penerimaan kembali Suriah ke Liga Arab.
Upaya pemulihan hubungan antara Saudi dan Suriah memperoleh momentum sejak Saudi memutuskan menormalisasi relasi diplomatiknya dengan Iran pada 10 Maret lalu. Cina berperan sebagai mediator dalam proses tersebut.
Dalam konflik di Suriah, Saudi merupakan pendukung kelompok oposisi bersenjata. Sementara Iran adalah sekutu pemerintahan Bashar al-Assad. Normalisasi hubungan antara Saudi dan Iran diharapkan akan membawa keamanan serta stabilitas yang lebih luas di kawasan.