REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Jembatan Otista di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor akan dibongkar total dan dibangun ulang tahun ini. Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah berkoordinasi untuk mematangkan rencana pengalihan arus lalu lintas di jalur Sistem Satu Arah (SSA) tersebut.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan Pemkot Bogor berkoordinasi dengan Polresta Bogor Kota dan Denpom III/1. Lantaran jalur SSA juga merupakan jalur ring 1 menuju Istana Kepresidenan Bogor.
“Tahapan-tahapannya ya jadi harinya kapan, apakah langsung H+ setelah Lebaran 1444 Hijriah, apakah ada simulasi dulu, kita rapatkan,” kata Bima.
Di samping itu, Bima Arya menjelaskan, kemungkinan para pedagang yang ada di sekitar Jembatan Otista akan direlokasi. Seperti jajaran pedagang bunga yang berada beberapa meter sebelum Jembatan Otista.
Kendati demikian, lanjut Bima Arya, pedagang dengan toko permanen tidak mungkin untuk direlokasi. Oleh karenanya, Pemkot Bogor akan berdialog dengan para pedagang untuk mencari jalan yang terbaik supaya meminimalisasi kerugian para pedagang.
“Kalau yang nggak permanen, kita relokasi permanen. Tapi kalau yang toko-toko, kan mereka punya di situ. Nanti kita cari jalan terbaiklah, belum tahu juga formatnya seperti apa nanti kita ngobrol dulu dengan mereka,” pungkasnya.
Diketahui, Pemkot Bogor akan memulai proses pembangunan Jembatan Otista di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Jembatan yang kerap menjadi biang kemacetan di pusat kota ini, akan dibongkar total dan dibangun ulang.
Pembangunan Jembatan Otista ini menggunakan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 52 miliar. Jembatan ini akan diperluas karena terdapat bottleneck atau penyempitan jalan, sehingga menyebabkan kemacetan di sekitar kawasan Tugu Kujang.