Ahad 16 Apr 2023 06:00 WIB

Teroris KKB Serang Pos Militer, 6 Prajurit Kopassus dan Kostrad Dikabarkan Gugur

Sebanyak 21 prajurit masih belum diketahui nasibnya hingga kini.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Personel Kelompok Separatis Teroris Papua menyerang pos militer di Mugi Nduga. Enam prajurit Kostrad dan Kopassus dikabarkan gugur dalam serangan ini. (Ilustrasi)
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Separatis Teroris Papua menyerang pos militer di Mugi Nduga. Enam prajurit Kostrad dan Kopassus dikabarkan gugur dalam serangan ini. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Enam prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikabarkan gugur, dan sembilan lainnya dalam tawanan setelah kelompok separatisme bersenjata Papua merdeka. Kelompok kriminal bersenjata (KKB) melakukan serangan di Pos Militer Mugi di Distrik Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore waktu setempat.

Dikabarkan dalam serangan itu juga, 21 anggota dari satuan Kostrad TNI, pun belum diketahui nasibnya sampai saat ini.

Baca Juga

Informasi terkait penyerangan di Pos Mugi tersebut dikabarkan melalui laporan yang ditujukan kepada Panglima Divisi Kostrad-1 yang tersebar ke kalangan wartawan di Papua dan Jakarta. Dalam laporan itu disebutkan serangan kelompok separatisme bersenjata di Papua, terjadi sekitar pukul 16:30 waktu Nduga.

“Penyerangan dilakukan terhadap Tim Badak-1, Badak-3, Candraca-2, Candraca-11 di Pos Mugi dengan KSTP (Kelompok Separatisme Terorisme Papua) saat pembersihan daerah di wilayah Mugi-Mam,” tulis laporan yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/4/2023) malam.

Masih menurut laporan tersebut, terdata mengenai kerugian personel akibat penyerangan mematikan itu. Dikatakan kerugian personel sebanyak 36 orang. Terdiri dari 20 anggota YR 321/GT dan sebanyak 16 personel Kopassus.

“Keterangan: sembilan orang (personel) diduga tertangkap KSTP, 6 orang meninggal dunia, dan 21 orang belum diketahui,” bunyi laporan tersebut. Masih mengacu pada laporan tersebut juga disebutkan sebagian Tim Gabungan melarikan diri dengan berpencar.

“Tim Gabungan terpencar sehingga menyelamatkan diri menuju ketinggian Cakra-1,” begitu laporan itu.

Adapun terkait dengan sembilan personel TNI yang disandera, menurut laporan tersebut, diketahui dari kontak radio HT Channel KSTP di Pos Mugi. Dalam kontak radio tersebut, dikatakan kelompok separatisme menyampaikan kepada TNI tentang keberadaan para tawanan yang disandera tersebut. “Ini 9 orang teman mu mau diambil atau tidak?,” begitu kontak radio yang disebutkan dalam laporan tersebut.

Hingga saat ini, disebutkan dalam laporan itu upaya mengevakuasi personel TNI yang gugur belum dapat dilakukan lantaran kondisi cuaca. “Proses evakuasi belum dapat dilakukan dikarenakan cuaca hujan dan kabut,” begitu berdasarkan laporan.

Akan tetapi disebutkan otoritas TNI di Papua sudah melakukan koordinasi dengan Dankolakopsrem 172, Dansatgas 321, dan Satgas Gabungan Kopassus untuk mengambil respons atas situasi. “Dalam rangka evakuasi dan pengiriman bantuan pasukan,” begitu akhir laporan tersebut.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyampaikan kebenaran terkait kabar penyerangan tersebut. Akan tetapi kata Sebby, markas pusat sayap militer prokemerdekaan Papua itu belum menerima laporan lengkap terkait dengan hasil dari penyerangan yang dimaksud.

“Itu (penyerangan Pos Mugi) kemungkinan benar. Tetapi kami belum terima konfirmasi dari Nduga. Oleh karena itu kami juga masih tunggu,” ujar Sebby saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Sabtu (15/4/2023).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement