Senin 17 Apr 2023 14:55 WIB

Kembangkan Wakaf Progresif, Masjid Jogokariyan Bakal Bangun Hotel di Kaliurang

Hotel itu nantinya akan menjadi sumber pendanaan aktivitas masjid.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz HM Jazir ASP
Foto: dok. Republika
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz HM Jazir ASP

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Jogokariyan Yogyakarta tengah mengembangkan wakaf progresif. Wakaf ini dikembangkan dengan tujuan untuk memakmurkan masyarakat.

"Kita kembangkan, sehingga Masjid Jogokariyan bisa meningkatkan pendapatan masjid untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat," kata Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir, di sela penyaluran THR bagi guru ngaji di Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta, Senin (17/4/2023).

Jazir mengatakan, pihaknya akan membangun hotel sebagai aset wakaf Masjid Jogokariyan. Ke depannya, hotel yang rencananya dibangun di kawasan Kaliurang, Kabupaten Sleman tersebut, akan menjadi sumber pendanaan bagi pemeliharaan, perawatan, dan aktivitas masjid.

"Karena kita sudah mulai dari 2009, Masjid Jogokariyan sudah punya hotel meski hanya 11 kamar yang ada di lantai tiga masjid. ini. Dari hasil pengelolaan yang di masjid ini dikurangi biaya listrik masjid dan gaji karyawan, itu tiap bulan masih ada saldo sekitar Rp 40-50 juta. Sehingga masjid ini sudah menjadi masjid yang mandiri," ujarnya.

Masjid Jogokariyan sendiri sudah dikenal dengan pengelolaan wakaf progresifnya yang lebih baik dan profesional. Zakat progresif ini juga menjadi sumber kesejahteraan masyarakat.

Ustaz Jazir menyebut, ada dua syarat wakaf agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Syarat pertama yakni keabadian, yang dicontohkan dengan dibangunnya aula dan juga hotel oleh Masjid Jogokariyan.

"Keabadian, artinya jadi wakaf itu tidak boleh berkurang. Ada hotel di atas masjid, dan ada aula sebagai ruang produktif yang dibangun di atasnya. Jadi ini tidak akan berkurang, ini aspek keabadian," jelas dia.

Syarat wakaf kedua yakni kemanfaatan, seperti di Masjid Jogokariyan yang dalam hal ini masjid bisa dirawat dengan hasil dari bangunan yang ada di atas masjid itu sendiri. Hal ini menjadikan Masjid Jogokariyan sudah menjadi masjid yang mandiri.

"Biasanya masjid-masjid lain itu tergantung dari infak untuk bayar listrik, untuk kebersihan. Kalau Jogokariyan sejak 2009 sudah menjadi masjid yang mandiri. Masjid ini bermanfaat untuk seluruh masyarakat," katanya.

Diharapkan, masjid-masjid lainnya juga dapat mengelola dan mengembangkan wakaf dengan baik. Dengan begitu, wakaf yang dikelola ini dapat bermanfaat untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

"Masjid yang ada bangunan (hotel) di atasnya, ada aula di atasnya tidak ada di dunia, baru hanya di Masjid Jogokariyan ini. Makanya masjid kita ini tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga luar negeri. Kita kembangkan (wakaf) sehingga bisa mendapatkan pendapatan masjid yang lebih besar, kita ingin memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement