REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Ibnu Abbas merupakan sahabat Nabi Muhammad pelopor ilmu tafsir Alquran meskipun ia sendiri tak sempat menulis sebuah kitab utuh yang membahas khusus tafsir Alquran. Sejumlah riwayat menunjukkan berbagai gagasan Ibnu Abbas dalam persoalan tafsir Alquran.
"Sebaik-baiknya orang yang menafsirkan Alquran, itulah Ibnu Abbas. Mengapa? Karena tekad belajarnya itu luar biasa, belajarnya nggak karu-karuan (gigihnya)," kata KH Ahsin Sakho dalam kajian live streaming di Ahsin Sakho Center beberapa waktu lalu.
Kiai Ahsin bercerita pada pada waktu masa Ibnu Abbas mencari ilmu, di siang hari Ibmu Abbas duduk di depan pintu rumah gurunya. Sementara angin membawa debu dan mengenai wajah serta mukanya.
Sang guru kemudian keluar dan bertanya, "Siapa ini?", Ibnu Abbas menjawab, "Aku Abdullah,". Maka gurunya pun berkata, "Meskinya akulah yang datang ke tempatmu (karena Ibnu Abbas masih keturunan Nabi,".
"Jadi Ibnu Abbas itu diam saja, tidak sampai mengetuk pintu, hanya karena ingin mendengarkan halaqoh gurunya (menimba ilmu)," kata Kiai Ahsin.
Dalam berbagai riwayat, upaya belajar Ibnu Abbas juga tak tanggung-tanggung. Beliau pernah sengaja mendatangi Rasulullah untuk melihat dan merekam bagaimana Rasulullah sholat, berwudhu, hingga tidur. Kecerdasan yang dimilikinya mampu merekam semua yang ia saksikan itu.
Ibnu Abbas merupakan ulama yang senantiasa ingin menjadi orang yang selalu dibutuhkan masyarakat. Sehingga ketika Ibnu Abbas menjadi maha guru, kata Kiai Ahsin, ia membuat halaqah-halaqah. Ibnu Abbas berkata, "Man aroda an ta'allama anil fiqqih falyadkhul. Man aroda an ta'allama anittafsir, falyadkhul,". Yang artinya, "Jika ada orang yang ingin belajar fikih, tafsir, silakan masuk,".