Oleh : M. Ali Imron, S. Sos., M.Fis.
REPUBLIKA.CO.ID, Kira-kira satu tahun sebelum memeluk Islam, kolega saya seorang spesialis kedokteran jiwa bercerita kepada saya bahwa dia telah berpuasa di bulan Ramadhan. Rupanya dia ingin mencicipi hidangan islam lewat berpuasa.
Memulai tidak makan dan minum sejak jam 6 pagi hingga jam 6 sore demikian puasa versi icip-icip ini dia lakukan. Lalu apa yang dia rasakan? Sebagai seorang dokter yang telah berpraktik selama 20 tahun dia mengatakan dengan puasa dia merasa lebih sehat badan lebih ramping karena waktu itu memang dia cenderung tambun. Alhamdulillah, hingga puasa tahun ini kolega saya itu masih berpuasa sebagai seorang Muslim.
Saat itu saya tidak terlalu termotivasi untuk melihat lebih jauh manfaat kesehatan bagi seseorang yang menjalankan puasa. Sudah begitu banyak penceramah dan dokter atau dokter yang penceramah dan penceramah yang dokter yang menjelaskan manfaat puasa itu bagi kesehatan. Meskipun seringkali penjelasan itu belum terlalu dalam dan luas.
Jika penjelasan dilakukan oleh seorang penceramah maka akan lebih condong pada tinjuan yang lebih rohaniah dibanding dengan penjelasan misalnya melihat fenomena biologi di dalam tubuh manusia. Tulisan ini mencoba menjelaskan manfaat puasa bagi kesehatan dilihat dari proses biologi dalam tubuh manusia.
Muiz Al-Islam E Faris, dkk (2018) telah menulis sebuah artikel review sistematis meta analisis atas penelitian yang dilakukan di Iran, Irak, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Belanda, Denmark dan Indonesia dengan judul "Pengaruh Puasa Ramadhan pada Peradangan Kronik dan Stress Oksidasi pada Orang Sehat." Keseluruhan artikel yang direview melibatkan 388 orang sahat yang menjalani puasa Ramadhan. Penelitian ini mendiskripsikan terdapat dua alat ukur yang akan digunakan untuk melihat manfaat puasa bagi kesehatan yang pertama dari terjadinya stress oxidative dan yang kedua dari immunomodulator.
Puasa menyebabkan perubahan proses metabolisme tubuh dalam mencukupi energi untuk kehidupan sel. Makanan yang baru tersedia 12 jam kemudian menyebabkan tubuh mempergunakan lemak sebagai sumber energi. Pemanfaatan lemak yang tersimpan di jaringan adiphose menyebabkan jaringan adiphose menjadi lebih sehat dan hormon adiponectin makin aktif. Manfaat langsung proses ini adalah sensitivitas insulin makin baik dan risiko terkena diabetes mellitus menurun.
Hari ini lifestyle yang cenderung kurang gerak (hyphokinestetik) menyebabkan manusia mengalami stres fisik ditambah dengan makan makan yang berlebihan menyebabkan manusia rentan terjangkit penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatkan protein inflamasi seperti interleukin -1, IL-6, TNF, C-reaktive protein, dll.
Gaya hidup inilah yang menyebabkan angka kejadian diabetes mellitus, hipertensi, strok, dan gangguan jantung meningkat dari tahun ke tahun. Rasa lapar saat puasa akan menyebabkan terjadi proses sebaliknya. Puasa meningkatkan protein anti inflamasi sehingga akan memacu regenerasi sel. Tak heran jika orang berpuasa biasanya lebih cerah dan kelihatan sehat.
Manfaat puasa juga bisa dilihat dengan terjadinya autophagi (Yoshinori Ohsumi, 2016) telah melaporkan dalam penelitiannya tetang gen outophagisome. Saat lapar maka sel akan memakan sel yang rusak sehingga memungkinkan tersedianya energi dari protein sisa dan terjadinya regenerasi sel baru yang lebih sehat. Proses ini sering disebut autophagi. Proses ini akan menyebabkan orang tua akan menua lebih sehat dan terhindar dari penyakit parkinson maupun alzheimers.
Segala manfaat itu puasa yang luar biasa di atas tentu ada syarat yang juga harus dipenuhi dengan berbagai catatan di antaranya adalah tidak dendam ketika waktu berbuka puasa, mengatur aktivitas fisik, dan tentu mengatur waktu istirahat. Jangan lupa karena puasa ini sudah menjadi syariat agama maka jalankan dengan ihlas karena Allah dan dengan riang gembira.
Hari ini kita terjangkiti gaya hidup yang berpotensi untuk mengganggu kesehatan kita di masa depan seperti makan yang tidak teratur cenderung berlebihan dan kurang gerak. Tentu kita tidak bisa membiarkan itu terjadi karena akan menjadi masalah nasional di masa depan. Puasa telah secara ilmiah terbukti memiliki manfaat kesehatan yang kita butuhkan. Marilah manfaatkan manfaat puasa ini tidak hanya di bulan Ramadhan. Tetapi kita jadikan gaya hidup setelah Ramadhan bagi segala usia.