REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta meminta seluruh destinasi wisata menerapkan cleanliness, health, safety, dan environment (CHSE) agar layak dikunjungi wisatawan selama musim libur Lebaran 2023. "Karena status pandemi COVID-19 belum dicabut dan yang dicabut hanya PPKM-nya, kami menginstruksikan seluruh destinasi wisata menerapkan CHSE," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (18/4/2023).
Menurut dia, pelaksanaan CHSE atau prinsip-prinsip kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan berkelanjutan di destinasi wisata antara lain diwujudkan dengan memastikan ketersediaan seluruh perlengkapan kebersihan. "Cek kembali mulai dari wastafel serta sabun cuci tangan agar disiapkan dengan baik, kemudian tempat sampah termasuk penanganan sampahnya perlu kita pesankan agar dilaksanakan dengan baik," ujar dia.
Selain itu, lanjut Singgih, destinasi wisata juga perlu meningkatkan aspek keramahan layanan atau hospitality dalam melayani wisatawan selama libur Lebaran. Untuk memastikan hal itu, menurut dia, pengelola destinasi perlu menyiapkan petugas atau karyawan yang berkompeten dalam pelayanan tamu atau wisatawan.
"Petugasnya juga kami minta disiapkan dari sisi jumlah maupun kualitasnya, karena ini penting," kata dia.
Dispar DIY juga memberikan perhatian khusus terhadap destinasi wisata yang memiliki kerawanan bencana seperti lava tour di lereng Gunung Merapi. Menurut Singgih, wisata petualangan lava tour tetap diperbolehkan beroperasi selama tidak melampaui batas radius aman yang telah ditetapkan.
"Lava tour aman tapi dalam radius tertentu dengan menyesuaikan situasi dan kondisi," kata dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan pengelola objek wisata susur sungai seperti Kali Suci dan Goa Pindul di Gunungkidul agar memastikan perlengkapan sarana keselamatan dan keamanan wisatawan seiring cuaca yang tidak menentu. Untuk menghindarkan wisatawan dari potensi kemacetan selama Lebaran, menurut dia, Dispar DIY telah berkoordinasi dengan instansi terkait.
Menurut dia, telah terpetakan sebanyak 181 kawasan destinasi wisata di lima kabupaten/kota di DIY yang berpotensi mengalami kepadatan arus. Singgih mencontohkan, titik rawan macet antara lain di Malioboro, Waduk Sermo, Kali Biru, Hutan Pinus Mangunan, Bukit Bintang, Monumen Jogja Kembali, serta di sepanjang Jalan Kaliurang, Sleman.
"Kemacetan akan diantisipasi dengan cara membuat akses masuk dan keluarnya menggunakan jalan yang berbeda," kata dia.