REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN farmasi PT Indofarma Tbk memperoleh fasilitas pinjaman dari induk holding, PT Bio Farma (Persero) senilai Rp 157 miliar. Dalam keterbukaan informasi Bursa, manajemen Indofarma menyampaikan, dana tersebut akan digunakan untuk keperluan restrukturisasi.
Rencana transaksi selambat-lambatnya dilakukan pada 30 Juni 2023. Perseroan akan dikenakan bunga pinjaman tujuh persen per tahun dengan jangka waktu pinjaman 13 bulan sejak dilakukannya penandatanganan perjanjian pemberian pinjaman.
"Sumber dana yang akan digunakan untuk membayar pinjaman dari PT Bio Farma (Persero) dari cash flow perseroan, yang diharapkan membaik dengan peningkatan upaya collection dan peningkatan penjualan baik penjualan tender maupun reguler," tulis manajemen Indofarma dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (19/4/2023).
Lebih lanjut, manajemen menyampaikan, Perseroan memerlukan pinjaman dalam rangka restrukturisasi untuk mendukung rencana kerja terutama percepatan implementasi strategi fokus usaha di bidang alat kesehatan dan herbal sesuai dengan program kerja Holding BUMN Farmasi sekaligus membantu upaya pemerintah di bidang kesehatan.
Pengadaan fasilitas pendanaan dari afiliasi merupakan bagian dari upaya perseroan menata fokus usaha sehingga Perseroan mengimbangi dengan melakukan percepatan implementasi strategi fokus usaha di bidang alat kesehatan dan herbal sesuai dengan program kerja Holding BUMN Farmasi sekaligus membantu upaya pemerintah di bidang kesehatan.
"Perseroan terus berupaya menyediakan produk farmasi, alat kesehatan, dan herbal sesuai ketentuan yang berlaku dan rencana kerja Perseroan," kata manajemen.
Menurut manajemen, pinjaman ini dalam jangka panjang akan meningkatkan pertumbuhan dari sisi aset. Dengan likuiditas yang semakin baik, current ratio perseroan diproyeksikan mencapai 101,29 persen dan quick ratio 50,19 persen pada 2023.
Dari sisi solvabilitas, menurun yang menunjukan liabilitas perseroan yang semakin cepat berkurang dengan debt to equity ratio berkisar 1.049,64 pada 2023 menjadi 69,30 persen pada 2027.