Rabu 19 Apr 2023 23:26 WIB

Subvarian Arcturus Meluas, Haruskah Perketat Penggunaan Masker?

jumlah kasus Arcturus di India meningkat sebanyak 3.122 kasus dalam satu hari.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Masker (ilustrasi). Subvarian Arcturus merebak di India dan beberapa negara lain. Untuk itu, masyarakat dianjurkan tetap menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker.
Foto: www.freepik.com
Masker (ilustrasi). Subvarian Arcturus merebak di India dan beberapa negara lain. Untuk itu, masyarakat dianjurkan tetap menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Subvarian Covid-19 baru yang dikenal sebagai Arcturus telah ditemukan di Inggris. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengonfirmasi bahwa jenis XBB.1.16 ada di Inggris, tetapi jumlahnya kurang dari 100 kasus.

Subvarian Omicron ini telah merebak di India dan mendorong pemerintah untuk memperketat kembali protokol kesehatan, termasuk penggunaan masker di beberapa negara bagian tertentu. Kementerian kesehatan India bahkan meluncurkan simulasi untuk melihat apakah rumah sakit siap menghadapi kemungkinan membeludaknya pasien. Pada pekan ini, jumlah kasus di seluruh India meningkat sebanyak 3.122 kasus dalam satu hari.

Baca Juga

UKHSA mencatat, saat ini ada 66 sequence di Inggris, yang tidak selalu diterjemahkan menjadi 66 kasus. Namun sejak saat itu lebih banyak kasus virus telah dibawa secara internasional.

Dalam sebuah konferensi pers, pemimpin teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk respons Covid-10, Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa Omicron adalah varian yang menjadi perhatian utama di seluruh dunia dan masih ada lebih dari 600 subvarian yang beredar, salah satunya Arcturus.

Dia menyebut profil Arcturus sangat mirip dengan XBB.1.5. tetapi memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas. "Jadi ini adalah salah satu yang kami pantau. Ini memiliki potensi perubahan yang perlu kami awasi dengan baik,” kata dia seperti dilansir Mirror, Rabu (19/4/2023).

Penelitian menunjukkan bahwa Arcturus bisa jadi 1,2 kali lebih menular dibandingkan subvarian signifikan sebelumnya, yang memicu kekhawatiran di seluruh dunia. Dalam dokumen yang tersedia untuk umum, UKHSA mengatakan bahwa virus ini telah terdeteksi di Inggris dalam 12 pekan terakhir dan menyebar di 22 negara.

Seorang ahli penyakit menular dari University of East Anglia, profesor Paul Hunter, memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan apakah varian ini akan menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan di Inggris, tetapi untungnya, tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement