Jumat 28 Apr 2023 05:12 WIB

Tekan Angka Stunting, Pemda DIY Perkuat Intervensi Kesehatan-Non Kesehatan

Prevalensi kasus stunting di DIY pada 2022 yakni 16,4 persen.

LESURE:ilustrasi stunting
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
LESURE:ilustrasi stunting

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis mampu menekan angka prevalensi anak lahir dalam keadaan kerdil (stunting) di provinsi itu menjadi 14 persen pada 2024.

"Selama dua tahun ini mudah-mudahan bisa kita capai dengan upaya-upaya yang sekarang kami lakukan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY Endang Pamungkasiwi.

Menurut Endang, prevalensi kasus stunting di DIY pada 2019 mencapai 21,04 persen, kemudian menjadi 17,3 persen pada 2021, dan kembali menurun pada 2022 menjadi 16,4 persen.

Sementara itu, pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tahun 2022 di Lapangan Merdeka Medan, Sumatra Utara pada 7 Juli 2022, Presiden Joko Widodo menargetkan prevalensi stunting (kekerdilan) pada anak bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen di 2024.

"Mudah-mudahan mendapat dukungan dari lintas sektor sehingga dalam dua tahun ini kami bisa menurunkan 2,4 persen sehingga memenuhi target yang dicanangkan presiden," kata Endang.

Ia mengungkapkan, kasus stunting di DIY bukan hanya terjadi di pelosok desa, tetapi merata hingga wilayah perkotaan. "Hampir merata, artinya di kota ada, di perdesaan juga ada," ujar dia.

Seluruh desa di DIY, kata dia, telah memiliki Tim Percepatan Pengurangan Stunting (TPPS) yang bertugas melakukan intervensi kesehatan dan non-kesehatan, antara lain terkait pemberian makanan tambahan, pemberian tablet atau multivitamin, serta pelayanan kesehatan lain.

Sementara intervensi non-kesehatan terkait upaya edukasi gaya hidup sehat hingga penyediaan data stunting. Penanganan stunting,  juga dilakukan bersinergi bersama Kemenag DIY dengan mengedukasi para calon pengantin.

"Edukasi tiga bulan sebelum menikah supaya nanti ada intervensi-intervensi yang dilakukan pada para calon pengantin terutama dari sisi kesehatannya sehingga kalau mereka hamil kondisi fisik sudah siap," kata dia.

Sebelumnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan pada 2023 menggelontorkan anggaran sebesar Rp 32,9 miliar untuk penanggulangan stunting di DIY.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement