Jumat 28 Apr 2023 07:36 WIB

Tokoh Ini Jelaskan Fenomena Kekerasan oleh Anak Muda

Anak bisa menjadi kasar karena kurang diasuh orang tuanya.

Red: Indira Rezkisari
Elvi (perempuan berjilbab), ibu dari Ken Admiral, korban penganiayaan oleh anak AKBP Achiruddin Hasibuan di Medan.
Foto: Dok. Republika
Elvi (perempuan berjilbab), ibu dari Ken Admiral, korban penganiayaan oleh anak AKBP Achiruddin Hasibuan di Medan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh nasional sekaligus rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NWDI Pancor Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menjelaskan fenomena kekerasan oleh anak muda saat ini karena pola asuh yang kurang dari orang tuanya. Kasus terbaru yang sedang marak adalah putra mantan pejabat Polda Sumut AKBP Achiruddin yang memukuli anak lain. Kasus tersebut serupa dengan anak pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun yang juga memukuli remaja lain.

"Anak itu menjadi kasar karena kurang diasuh orang tuanya. Kasar karena orang tuanya suka mengucapkan kata kasar, anak melihat orang tuanya kasar, itu psikologi anak," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga

Doktor Ahli Tafsir Alquran ini melanjutkan kejadian tersebut dapat diterjemahkan ketika belajar psikologi sekuler, pasti perilaku didiagnosa sebatas materi. Artinya yang dapat diobservasi.

TGB melanjutkan bila merujuk yang disampaikan oleh Syeikh Abdul Jailani. Penyakit kehidupan masuk dari tiga perkara. Pertama dari tabiat yang rusak. Kedua, kebiasaan yang ditetapkan. Ketiga, pertemanan yang buruk.

Tabiat yang rusak itu adalah makanan yang haram. "Psikologi Barat tak menyampaikan hal ini, dalam Islam aspek ini kuat," ujarnya.

Hal tersebut disampaikan saat halal bi halal dengan Civitas Akademika IAIH NWDI Pancor, Lombok Timur. TGB merespons fenomena seorang anak muda yang menganiaya pemuda lain hingga koma. Bahkan sempat menggegerkan satu Indonesia.

Bahkan kata dia, kasus terbaru di mana publik di Indonesia lagi-lagi dibuat heboh dengan seorang anak muda yang menghajar rekannya. Di saat peristiwa tersebut berlangsung, ayah pelaku yang merupakan perwira polisi hanya menonton tanpa melerai.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?

(QS. Al-A'raf ayat 169)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement