Jumat 28 Apr 2023 12:22 WIB

Seks antar Remaja di AS Menurun

Seks di kalangan remaja sudah semakin jarang terjadi di AS bahkan sebelum Covid-19.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Remajal (ilustrasi), Tahun-tahun pertama pandemi membuat penurunan besar dalam hubungan seks antar siswa sekolah menengah atas di Amerika Serikat (AS).
Foto: Flickr
Remajal (ilustrasi), Tahun-tahun pertama pandemi membuat penurunan besar dalam hubungan seks antar siswa sekolah menengah atas di Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tahun-tahun pertama pandemi membuat penurunan besar dalam hubungan seks antar siswa sekolah menengah atas di Amerika Serikat (AS). Seks remaja sudah semakin jarang terjadi bahkan sebelum Covid-19.

Menurut survei besar pemerintah yang dilakukan setiap dua tahun, sekitar tiga dekade lalu, lebih dari separuh remaja pernah berhubungan seks. Pada 2019, jumlahnya mencapai 38 persen.

Baca Juga

Angka itu terus menurun, pada 2021 sebanyak 30 persen remaja menyatakan pernah berhubungan seks. Jumlah ini adalah penurunan paling tajam yang pernah dicatat oleh survei tersebut.

Survei tersebut dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan  dirilis pada Kamis (27/4/2023). Laporan ini menganalisis temuan terbaru dari survei yang menyelidiki perilaku remaja yang berisiko, termasuk merokok, minum, berhubungan seks, dan membawa senjata.

Lebih dari 17 ribu siswa di 152 sekolah menengah negeri dan swasta menanggapi survei untuk 2021. Partisipasi bersifat sukarela dan membutuhkan izin orang tua, tetapi tanggapannya anonim.

CDC juga mencatat penurunan pada siswa yang sedang berhubungan seks atau yang memiliki setidaknya empat pasangan seks. Penurunan tersebut jelas sangat berkaitan dengan pandemi yang membuat anak-anak terisolasi di rumah untuk waktu yang lama dan seringkali di bawah pengawasan orang dewasa.

Pejabat kesehatan umumnya ingin melihat tren yang menghasilkan lebih sedikit kehamilan remaja dan infeksi menular seksual. Namun penurunan seks remaja bertepatan dengan meningkatnya laporan isolasi sosial dan kesehatan mental yang buruk.

“Saya pikir ini bersama-sama menggambarkan siswa sekolah menengah yang membangun lebih sedikit hubungan interpersonal yang kuat yang dapat melindungi kesehatan mental yang baik,” kata peneliti Rutgers University yang mempelajari perilaku seksual remaja Laura Lindberg.

"Ini adalah kesempatan untuk mengatakan mungkin remaja melakukan hubungan seks terlalu sedikit," kata peneliti yang tidak terlibat dalam laporan tersebut.

Kathleen Ethier dari CDC mengatakan, penurunan itu mungkin hal yang baik jika mencerminkan lebih banyak anak muda membuat keputusan yang sehat untuk menunda seks dan mengurangi jumlah pasangannya. "Namun yang menjadi perhatian saya adalah ini berpotensi mencerminkan isolasi sosial,” kata direktur divisi kesehatan remaja dan sekolah CDC.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement