Ahad 30 Apr 2023 17:03 WIB

Sejumlah Kiai tak Bersedia Jadi Pengurus PCNU Surabaya, Ada Apa?

Penolakan tersebut adalah bagian dari polemik panjang yang menimpa PCNU Kota Surabaya

Red: Fernan Rahadi
(ilustrasi) logo nahdlatul ulama
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
(ilustrasi) logo nahdlatul ulama

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah kiai di Kota Surabaya, Jawa Timur, menyatakan tidak bersedia menjadi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya masa khidmat 2023-2024.

"Kami hanya mau menjadi pengurus NU berdasarkan amanah dari warga NU melalui ranting dan MWC dalam konferensi cabang, dan itu sudah terjadi dua tahun lalu. Itulah yang konstitusional," kata KH Mas Mansur Tolchah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Ahad (30/4/2023).

Adapun para kiai yang merasa dicatut namanya dalam SK Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nomor 203/PB.01/A.II.01.45/99/04/2023 tentang Susunan Kepengurusan Definitif Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Masa Khidmat 2023?2024 di antaranya KH Abd Mukhit Murtadlo, KH Mas Mansur Tolchah, KH Mas Sulaiman Nur, KH Kemas Abdurrahman, KH Mas Kamil Thobroni, KH M. Ishaq Muslih, dan KH Habib Abu Bakar.

Dalam pernyataannya, mereka menyatakan akan tetap berkhidmat untuk kemaslahatan nahdliyin (warga NU) sesuai dengan cita-cita para muassis jam'iyah Nahdlatul Ulama, dan tidak bersedia menjadi pengurus PCNU Kota Surabaya yang ditunjuk oleh PBNU melalui SK nomor 203/PB.01/A.II.01.45/99/04/2023.