Kamis 04 May 2023 04:19 WIB

15 Adab Manusia kepada Allah Menurut Al Ghazali

Sepatutnya bagi umat Islam untuk senantiasa beradab kepada Allah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
15 Adab Manusia kepada Allah Menurut Al Ghazali. Foto:   Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)
Foto: republika
15 Adab Manusia kepada Allah Menurut Al Ghazali. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT tidak pernah meninggalkan hamba-Nya dalam kondisi apapun. Allah senantiasa ada dan dekat bersama orang-orang yang menyebut-Nya. Lantas bagaimana adab manusia kepada Allah?

Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan, Allah bukan hanya dekat bersama orang-orang yang bahagia saja. Allah juga membersamai mereka yang berada dalam kondisi sulit, sedih, dan semuanya.

Baca Juga

Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi, "Ana indal munkasiroti qulubuhum min ajliy,". Yang artinya, "Aku di sisi mereka yang hancur hatinya karena mengingat-Ku,".

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi umat Islam untuk senantiasa beradab kepada Allah. Berikut adab-adab manusia kepada Allah yang dijabarkan Imam Al Ghazali:

Pertama, menundukkan kepala di hadapan-Nya. Beribadah, tidak sombong.

Kedua, merendahkan pandangan di hadapan-Nya. Senantiasa merasa bahwa diri ini hanyalah lemah dan tiada daya upaya di hadapan Allah SWT.

Ketiga, senantiasa hati dan perbuatan fokus kepada Allah.

Keempat, bermuhasabah.

Kelima, bersegera melakukan perintah-perintah Allah.

Keenam, menjauhi larangan Allah.

Ketujuh, tidak menyangkal takdir yang Allah gariskan. Tidak mencela nasib yang terjadi.

Kedelapan, senantiasa mengingat Allah dengan berzikir.

Kesembilan, melazimi berpikir tentang qudrat-Nya.

Kesepuluh, mengambil yang hak dan meninggalkan yang bathil.

Kesebelas, berhenti berharap kepada makhluk.

Keduabelas, tunduk karena kehebatan Allah.

Ketigabelas, senantiasa malu kepada Allah.

Keempatbelas, merasa tenang menjalani hidup karena senantiasa dijamin Allah.

Kelimabelas, berserah diri kepada Allah.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement