Rabu 03 May 2023 18:33 WIB

Mufti Agung Mesir Dorong Setiap Muslim Jadi Duta Perdamaian

Ia juga memperingatkan Muslim terhadap pemahaman iman yang bengkok.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Umat Muslim bersiap untuk berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, Sabtu (25/3/2023). Mufti Agung Mesir Dorong Setiap Muslim Jadi Duta Perdamaian
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Umat Muslim bersiap untuk berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan di masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, Sabtu (25/3/2023). Mufti Agung Mesir Dorong Setiap Muslim Jadi Duta Perdamaian

REPUBLIKA.CO.ID, ALIGARH -- Mufti Agung Mesir Shawki Ibrahim Abdel-Karim Allam menekankan perlunya umat Islam untuk terlibat dengan orang-orang dari semua agama. Muslim juga diharap dapat mengakui perbedaan sebagai karunia ilahi.

Berbicara di Universitas Muslim Aligarh (UMA), India ia juga mendorong Muslim agar mengklaim kembali Islam dari mereka yang salah menafsirkannya serta memberi peringatan terhadap pemahaman iman yang bengkok.

Baca Juga

“Ada kebutuhan untuk memahami dan memaknai semangat Islam yang sebenarnya, yang melibatkan dan berurusan dengan orang-orang dari semua agama," ujar dia, dikutip di Hindustan Times, Rabu (3/5/2023).

Keterlibatan dengan semua pihak ini dinilai perlu untuk mencari landasan bersama dan mengakui keragaman dan perbedaan yang merupakan karunia dan berkah ilahi dari Allah SWT. Kedatangan Shawki Ibrahim Abdel-Karim Allam ke India ini adalah dalam rangka pertemuan besar para guru, mahasiswa dan pejabat AMU.

Ini juga merupakan bagian dari kunjungan kenegaraan Mufti Agung ke India, yang diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Budaya India. Di kesempatan itu, ia menyampaikan pidato tentang "Dialog Antarperadaban". Shawki mengatakan membangun jembatan dan terlibat dengan pengikut agama yang berbeda telah menjadi praktik Nabi Muhammad SAW.

Mengutip dari Alquran, ia mengatakan Nabi Muhammad adalah lambang belas kasih dan kasih sayang. Rasul juga panutan bagi umat Islam, dalam hal perilaku dan tingkah terhadap tetangga, teman, kerabat dan kemanusiaan pada umumnya.

Tidak hanya itu, ia juga memperingatkan Muslim terhadap pemahaman iman yang bengkok. Menurutnya, menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga Islam dari kekeliruan.

"Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk mengklaim kembali Islam, dari mereka yang menafsirkannya dengan cara yang salah dan menjadi duta perdamaian dan pembangun jembatan di dunia," lanjut dia.

Di kesempatan yang sama, Wakil Rektor AMU Prof Mohammad Gulrez mengatakan, terlibat dengan peradaban dan orang-orang dari berbagai agama adalah satu-satunya jalan ke depan, untuk keberadaan dan kemajuan umat manusia yang damai.

“Tesis Clash of Civilization yang dikemukakan oleh Hutington setelah Perang Dunia adalah filosofi yang berbahaya. Sebaliknya, membangun jembatan antar peradaban, budaya dan agama, serta dialog antaragama adalah satu-satunya cara untuk memupuk keharmonisan antarmanusia," kata dia.

Dia pun memuji Mufti Besar Mesir karena menyebarkan pesan perdamaian di berbagai platform global, termasuk KTT Sufi Dunia di New Delhi (2016) dan Forum Ekonomi Dunia di Davos (2016).

Wakil Rektor lantas menyerahkan kenang-kenangan berupa buku Jahan-e-Syed dan A History of Aligarh Muslim University 1920-2020 kepada Mufti Agung. Hal yang sama juga dilakukan oleh Shawki kepada Wakil Rektor AMU. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement