Kamis 04 May 2023 17:28 WIB

Penjualan Logam Turun, PT Timah Tetap Catat Laba Positif Rp 50,3 Miliar

Timah mencatat produksi bijih timah sebesar 4.139 ton pada kuartal I 2023.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
PT Timah Tbk (TINS) mencatat produksi bijih timah sebesar 4.139 ton pada kuartal I 2023.
Foto: MIND ID
PT Timah Tbk (TINS) mencatat produksi bijih timah sebesar 4.139 ton pada kuartal I 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah Tbk (TINS) mencatat produksi bijih timah sebesar 4.139 ton pada kuartal I 2023. Jumlah itu turun delapan persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebanyak 4.508 ton.

Adapun produksi logam turun 18 persen menjadi 3.970 ton. Sebelumnya pada 2022 sebesar 4.820 ton.

Baca Juga

Penjualan logam timah pada kuartal I tahun ini pun turun 26 persen menjadi 4.246 ton. Sebelumnya pada kuartal sama 2022 sebanyak 5.703 ton.

Dalam kurun waktu tersebut perseroan mencatatkan ekspor timah sebesar 93 persen dengan enam negara tujuan ekspor terbesar. Enam negara itu meliputi Korea Selatan sebesar 17 persen, Belanda 14 persen, Jepang 13 persen, Taiwan 9 persen, Amerika Serikat 8 persen, dan Italia 7 persen.

Sementara, perolehan laba pada kuartal I 2023 tercatat positif sebesar Rp 50,3 miliar. Angka itu melebihi target yang ditentukan perusahaan. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk Fina Eliani menuturkan, di tengah fluktuasi harga komoditas yang bergerak volatile dengan kecenderungan menurun, TINS tetap mencatatkan laba positif. Ia menambahkan, pemulihan ekonomi global pada akhir kuartal pertama 2023 masih menghadapi sejumlah tantangan. 

Sementara dari sisi permintaaan logam timah diperkirakan akan pulih. Lalu terus berlanjut pada kuartal kedua 2023, seiring penguatan fundamental.

Fluktuasi harga komoditas pada kuartal I 2023 yang bergerak volatile ditambah faktor cuaca yang kurang mendukung operasi penambangan di laut, dinilai berimbas pada kinerja TINS pada kuartal I 2023. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2,17 triliun pada kuartal pertama tahun ini, menurun 50,6 persen dari Rp 4,39 triliun pada kuartal I 2022. 

Penurunan tersebut selaras dengan penurunan harga jual rata-rata logam timah sebesar 39 persen, dari 43.667 dolar AS per metrik ton pada kuartal I 2022 menjadi 26.573 dolar AS per metrik ton pada kuartal I 2023. Kemudian penurunan harga pokok pendapatan sebesar 41,9 persen dari Rp 3,28 triliun pada kuartal I 2022 menjadi Rp 1,91 triliun pada kuartal I 2023. 

Maka pada kuartal I 2023 Perseroan mencatatkan laba bruto sebesar Rp 263,39 miliar. Posisi nilai aset Perseroan pada kuartal I 2023 sebesar Rp 12,86 triliun.

Sementara posisi liabilitas sebesar Rp 5,81 triliun, turun 3,65 persen dibandingkan posisi akhir 2022 yang sebesar Rp 6,02 triliun. Itu dikarenakan berkurangnya interest bearing debt dan beban akrual.

Berikutnya, posisi ekuitas sebesar Rp 7,05 triliun. Angka itu naik 0,16 persen dibandingkan posisi akhir 2022 yang sebesar Rp 7,04 triliun.

Kinerja keuangan perseroan dinilai menunjukkan hasil baik terlihat dari beberapa rasio. Di antaranya Net Profit Margin sebesar 2,32 persen dan penurunan Debt to Equity Ratio sebesar 0,37x pada 2022 sebanyak 0,39x.

“Penerapan efisiensi secara berkelanjutan dan optimalisasi aset keuangan dan nonkeuangan. Ditambah peningkatan kinerja anak usaha menjadi faktor utama perusahaan dalam menjaga pertumbuhan kinerja tahun 2023 di tengah iklim usaha yang semakin kompetitif," jelas Fina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement