Senin 08 May 2023 15:59 WIB

Tata Cara Tayamum yang Diajarkan Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad mengajarkan tata cara tayamum.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Tata Cara Tayamum yang Diajarkan Nabi Muhammad. Foto: Tayamum
Foto: prayerinislam
Tata Cara Tayamum yang Diajarkan Nabi Muhammad. Foto: Tayamum

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tayamum diperbolehkan bagi orang Islam yang tidak memiliki kemampuan menjangkau air untuk bersuci. Meski begitu, bertayamum tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, ada tata cara yang baik dan benar yang diatur dalam fikih dengan bersumber dari Nabi.

Abdul Qadir Muhammad Manshur dalam kitab Panduan Shalat An-Nisaa menjelaskan mengenai tata cara tayamum yang benar sebagaimana yang dicontohkan Nabi.

Baca Juga

Dalam sebuah hadits, Ammar bin Yasir berkata, "Ketika dalam sebuah perjalanan, aku junub. Aku pun berguling-guling dan mengerjakan sholat. Kemudian aku menceritakan hal itu kepada Nabi Muhammad SAW, beliau pun bersabda, "Sebenarnya cukup bagimu melakukan demikian,".

Kemudian beliau memukulkan tangan beliau ke tanah lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua tangan beliau,". (HR Abu Syaibah, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tayamum itu dua pukulan: satu pukulan untuk wajah dan satu pukulan untuk kedua tangan sampai kedua siku,". (HR Thabarani dan Hakim).

Ibnu Umar berkata, "Kami bertayamum bersama Rasulullah SAW. Kami memukulkan tangan kami pada debu yang suci, lalu mengibaskannya, lalu mengusapkannya pada wajah kami. Kemudian kami memukulkan tangan kami sekali lagi, lalu mengibaskannya, lalu mengusapkannya pada tangan kami dari siku sampai telapak tangan, pada tempat tumbuhnya bulu, baik bagian luar maupun bagian dalam,". (HR Hakim).

Abu Malik berkata, "Ammar bertayamum. Dia mengusap wajah dan kedua tangannya (sampai pergelangan), tanpa mengusap lengan," (HR Ibnu Jarir).

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُفُّوْٓا اَيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْلَآ اَخَّرْتَنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ”Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”

(QS. An-Nisa' ayat 77)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement