REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN ke-33 atau 33rd ASEAN Coordinating Council (ACC) Meeting di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (9/5/2023). Terdapat tiga hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, salah satunya tentang peta jalan keanggotaan Timor Leste.
“Pertemuan ACC ini sangat penting untuk membuka jalan bagi KTT ASEAN untuk mencapai hasil-hasil penting dalam KTT ini,” kata Retno saat membuka pertemuan tersebut.
Retno menekankan beberapa poin yang relevan. Pertama tentang persiapan KTT ASEAN ke-42. “Kita ingin membahas program kegiatan, daftar topik indikatif, dan daftar hasil yang akan disepakati oleh para pemimpin kita besok dan lusa. Dan semua itu sejalan dengan tema tahun ini ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” ucap Retno.
Poin kedua adalah tentang pentingnya penguatan kapasitas dan kelembagaan ASEAN. “Kita akan membahas bagaimana membuat mekanisme kerja kita lebih efektif, lebih fleksibel, dan tidak terlalu birokratis. Termasuk tentunya mengikuti tantangan yang terus berkembang di kawasan Indo-Pasifik,” kata Retno.
Poin ketiga yakni tentang keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN. “Kita ingin membahas rekomendasi peta jalan (roadmap) bagi Timor Leste untuk menjadi anggota penuh ASEAN. Saya yakin kita dapat mendukung peta jalan ini dan membantu saudara-saudari kita di Timor Leste,” ujar Retno.
Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak dipastikan menghadiri KTT ASEAN ke-42 yang bakal digelar di Labuan Bajo. Saat ini Timor Leste diketahui telah menyandang status pengamat (observer) di ASEAN.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengungkapkan, kehadiran perdana menteri Timor Leste dalam KTT ASEAN istimewa karena merupakan pertama kalinya dalam sejarah. Menurutnya, hal itu pun menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong Timor Leste memperoleh keanggotaan penuh di ASEAN. “Indonesia secara konsisten terus mendukung masuknya Timor Leste menjadi anggota ASEAN ke-11,” kata Teuku saat memberikan keterangan pers di Labuan Bajo pada Sabtu (6/5/2023).
Dia menjelaskan, saat ini pembahasan terkait penyempurnaan rancangan peta jalan bagi keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN masih terus berlangsung. Hal itu dibahas dalam ASEAN Coordinating Council Working Group on Timor-Leste (ACC-WGTL).
Terdapat beberapa kriteria yang masih harus dipenuhi Timor Leste untuk menjadi anggota penuh ASEAN. Mereka antara lain penyesuaian aturan nasional terkait kesepakatan dan dokumen ASEAN, serta pembentukan misi diplomatik negara tersebut untuk ASEAN. Terkait persiapan itu, Indonesia telah memberikan beberapa program bantuan peningkatan kapasitas aparatur sipil negara bagi Timor Leste.
Pada KTT ASEAN ke-41 yang digelar di Phnom Penh, Kamboja, pada November 2022, ASEAN secara prinsip menyetujui masuknya Timor Leste sebagai anggota ke-11. Pada Februari 2023, ASEAN Coordinating Council tingkat menteri luar negeri telah mengadopsi Pedoman Pelaksanaan Status Pengamat yang diberikan kepada Timor Leste di ASEAN. Menteri Luar Negeri Timor Leste Adaljiza Magno turut hadir sebagai pengamat dalam pertemuan tersebut.