REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erick Thohir menjadi salah satu nama yang menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2024. Hal ini tergambar dalam hasil survei yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia pada 24 Februari hingga 3 Maret 2023.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan Erick masuk dalam empat besar cawapres teratas pilihan masyarakat Jakarta dalam simulasi 19 nama cawapres. Burhanuddin mengatakan Erick meraih 11,4 persen atau terpaut sedikit dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sebesar 12,7 persen. Sedangkan Ridwan Kamil sebesar 21,5 persen dan Sandiaga Uno dengan 15,4 persen.
"Erick Thohir hanya selisih tipis dengan AHY. Empat nama ini yang teratas selalu muncul untuk cawapres 2024. Nama-nama lain lebih rendah yaitu di bawah lima persen," ujar Burhanuddin dalam pemaparan rilis survei Indikator Politik Indonesia bertajuk "Rilis Indikator: Peta Elektoral Capres dan Cawapres di Ibukota" di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Burhanuddin mengatakan Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei lebih dalam mengenai basis pemilih partai politik di Jakarta terhadap cawapres. Burhanuddin mengatakan para pemilih PDIP suaranya solid untuk Erick sebagai cawapres.
Pemilih PDIP umumnya memilih cawapresnya Erick Thohir dengan 25,7 persen jauh di atas nama-nama lain. "Saya tidak tahu saat ini hubungan personel Erick ke PDIP seperti apa, namun saat ditanya ke basis pemilih PDIP, suaranya memilih Erick sebagai yang paling pantas sebagai cawapres," ucap dia.
Burhanuddin mengatakan hasil ini dapat memberikan keunggulan bagi Erick mengingat mayoritas masyarakat menempatkan PDIP sebagai partai yang akan dipilih pada Pilpres 2024. Burhanuddin menyebut 23,9 persen responden memilih PDIP pada 2024, disusul Gerindra dengan 15,8 persen dan PKS dengan 12,3 persen, sementara partai lain berada di bawah 10 persen.
Burhanuddin menyampaikan cawapres akan memainkan peran kunci pada Pilpres 2024. Pasalnya, Burhanuddin menyebut tidak ada capres yang mendominasi. Nama-nama capres potensial seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto masih sangat kompetitif.
"Karena tidak ada capres yang dominan, maka cawapres punya peran krusial untuk membantu kemenangan capresnya, minimal di putaran kedua," kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 820 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 820 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Burhanuddin mengatakan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.