REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyambut baik fasilitas visa elektronik (e-Visa) yang dikeluarkan oleh Arab Saudi. Arab Saudi baru-baru ini melakukan peluncuran insiatif tersebut di tujuh negara.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi meluncurkan inisiatif ini untuk meningkatkan kualitas layanan konsulernya. Mereka mengganti stiker visa dengan visa elektronik, yang memungkinkan data pelancong dibaca melalui kode QR.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian menyebut tahap pertama inisiatif ini telah dilaksanakan di tujuh negara, termasuk UEA, Bangladesh, dan Indonesia. “Saya menghargai inisiatif pemerintah Saudi untuk mengeluarkan e-Visa bagi beberapa negara, yang kemudian dimulai dengan negara-negara tertentu seperti Indonesia,” kata Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono, dikutip di Arab News, Kamis (11/5/2023).
Selanjutnya, ia menyebut inisiatif tersebut merupakan sebuah langkah yang bagus. Ini adalah langkah penting bagi Pemerintah Saudi untuk mendigitalkan penerbitan visa.
“Penerbitan e-Visa ini akan menguntungkan pergerakan orang dari Indonesia," kata dia.
Konjen Eko pun berharap orang-orang dari Indonesia akan bersemangat mendapatkan manfaat dari inisiatif baru ini. Ia pun menyoroti pengunjung potensial yang tinggal di luar kota-kota besar di Indonesia.
“Saya berharap, ke depan mereka (Saudi) akan menemukan cara memudahkan orang mendapatkan e-visa. Karena, jika harus pergi ke Kedutaan Besar Saudi di Jakarta atau VFS (Layanan Fasilitasi Visa), itu memakan waktu, sangat mahal dan tentunya tidak nyaman bagi masyarakat,” ucap Konjen Eko.
Perkembangan terbaru ini disampaikan menyusul perubahan prosedur visa yang ditetapkan oleh Kerajaan Saudi. Mereka berupaya mempermudah aturan visa, karena bertujuan menarik lebih banyak turis dan bisnis asing.
Dewan Kerja Sama Teluk di mana Arab Saudi menjadi anggotanya, juga dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk meluncurkan visa "gaya Schengen". Visa jenis ini akan diberikan bagi para pelancong dengan tujuan meningkatkan pariwisata di wilayah tersebut.