REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker payudara merupakan pembunuh yang diam-diam mengincar banyak perempuan. Di Indonesia saja, diperkirakan ada 65.858 kasus kanker payudara pada perempuan yang muncul pada tahun 2020 menurut Global Cancer Observatory.
Menurut Dr Harjit Kaur Perdamen dari Prince Court Medical Centre, penyebab dari kanker payudara pada perempuan bersifat multifaktorial. Jadi, tidak ada penyebab pasti mengapa kanker payudara bisa terjadi.
"Mutasi gen yang diwariskan dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker payudara pada wanita secara signifikan," ujar Dr Harijit, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (13/5/2023).
Penanganan lebih dini, kata diaz sangat diperlukan untuk mencegah bertambah parahnya kanker payudara. Oleh karena itu, pemeriksaan payudara secara mandiri sangat disarankan untuk dilakukan dengan rutin.
"Pemeriksaan mandiri cukup mudah, Anda dapat melakukannya sendiri dengan cara meraba area payudara, tulang dada dan dekat sisi ketiak untuk mencari adanya benjolan," katanya.
Jika ditemukan benjolan pada area payudara, kata dia, maka hal ini perlu segera diperiksa. Seorang wanita yang mengalami gejala seperti tersebut harus menjalani pencitraan dengan mammogram dan/atau ultrasonografi di payudara untuk menentukan apakah benjolan tersebut dicurigai sebagai kanker atau tidak.
“Kesadaran dan deteksi dini kanker payudara mampu meningkatkan keberhasilan dalam penyembuhan. Jadi, peluang penyembuhannya jauh lebih baik”, kata Dr Harjit Kaur Perdamen.
Selain itu, kata Dr Harjit, wanita harus menyadari pentingnya kesehatan payudara dengan melakukan pemeriksaan mandiri secara teratur dan skrining tahunan.
"Jenis skrining yang akan dijalani tergantung pada usia dan rekomendasi dari dokter," katanya.
Dengan melakukan skrining kanker payudara sejak dini, kata dia, maka dapat membantu melindungi diri dari kanker payudara dan meningkatkan kesempatan untuk sembuh dari penyakit ini.
"Prince Court menyediakan perawatan lengkap untuk kanker payudara termasuk terapi radiasi intraoperatif, operasi minim invasif, dan layanan oncoplasticoncoplastic," ujarnya.
Prince Court Medical Center, kata dia, memberikan perawatan dan prosedur terbaik dan tercanggih. Dengan poli khusus Breast Centre yang menetapkan standar unggulan untuk penyembuhan dan perawatan kanker payudara.
Contoh prosedur yang digunakan untuk menangani kanker payudara sedari dini adalah Biopsi Sentinel Node untuk pengelolaan kelenjar getah bening. Pada 2008, Prince Court Medical Centre menjadi salah satu rumah sakit pertama di Malaysia yang menawarkan prosedur ini menggunakan teknik Radioactive Isotope.
Kanker payudara masih menjadi risiko masalah kesehatan yang berbahaya, terutama bagi wanita. Penyebab penyakit ini sendiri belum pasti dan risikonya cukup besar pada orang dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker.
"Skrining mandiri dan deteksi dini dapat membantu penyembuhan kanker payudara lebih tinggi," katanya.