Senin 15 May 2023 16:54 WIB

Wapres: Sebagian Besar Desa di Pesisir Jadi Kantong Kemiskinan Ekstrem

Jumlah desa pesisir di Indonesia mencapai lebih dari 12 ribu desa.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Setpres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti kantong-kantong kemiskinan ekstrem yang ada di desa-desa wilayah pesisir. Berdasarkan data tahun 2021, dari total angka kemiskinan ekstrem di Indonesia, sekitar 12 persen adalah rumah tangga masyarakat pesisir.

"Jumlah desa pesisir di Indonesia mencapai lebih dari 12 ribu desa, dan sebagian besar masih menjadi kantong-kantong kemiskinan ekstrem," ujar Kiai Ma'ruf usai meresmikan secara serentak 68 program Kampung Bahari Nusantara TNI Angkatan Laut (AL) se-Indonesia dari Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Senin (15/5/2023).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf mengatakan, potensi bahari Indonesia yang melimpah dan produksi perikanan terbesar kedua di dunia saat ini belum mampu mengatasi kerentanan sosial-ekonomi masyarakat desa pesisir. Karena itu, pemerintah kata Kiai Ma'ruf, menaruh perhatian serius kepada pembangunan desa dan kawasan perdesaa. Termasuk yang berada di kawasan pesisir, pulau-pulau kecil dan terluar.

Karena itu, Kiai Ma'ruf mendukung penuh langkah TNI AL mewujudkan program Kampung Bahari Nusantara untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir. Apalagi, ada lima klaster yang dimasukan dalam Kampung Bahari Nusantara ini yakni edukasi, ekonomi, kesehatan, pariwisata, dan pertahanan sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kemiskinan di desa pesisir.

"Oleh sebab itu, saya memandang gagasan Kampung Bahari Nusantara yang dimotori TNI AL sangat vital," ujarnya.

Dia menambahkan, kondisi kemiskinan di desa pesisir juga membutuhkan penanganan serius karena semakin kompleks akibat adanya ancaman perubahan iklim. Karenanya, pemeliharaan ekosistem maritim dan pesisir Indonesia menjadi kunci bagi upaya mitigasi dampak perubahan iklim.

Dia melanjutkan, meskipun Indonesia dikenal sebagai pusat kekayaan biodiversitas dan terumbu karang, tetapi ekosistem laut Indonesia mengalami degradasi akibat perubahan iklim dan perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab. Hal ini berpotensi memperdalam jebakan kemiskinan di kawasan pesisir.

"Saya harapkan TNI AL juga menjadi pandu bagi masyarakat pesisir dalam menjadikan isu perubahan iklim sebagai bagian dari program literasi dan edukasi di Kampung Bahari Nusantara," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement