Selasa 16 May 2023 08:36 WIB

41 Dokter Siap Jadi Pengajar di Fakultas Kedokteran UIN Walisongo

Kerja sama dengan rumah sakit pendidikan juga sudah dilakukan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi suasana kampus Universitas islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Dok. Humas UIn Walisongo
Ilustrasi suasana kampus Universitas islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kehadiran lembaga pendidikan yang berkonsentrasi pada disiplin ilmu kedokteran, dinilai sangat strategis guna memangkas rasio kebutuhan dokter di Indonesia yang dianggap masih belum ideal.

Berdasarkan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), rasio kebutuhan dokter di Indonesia dengan populasi penduduk lebih dari 273 juta jiwa (per Januari 2023) berada di angka 1 banding 1.000 penduduk.

Faktanya, Indonesia sampai saat ini masih menhadapi persoalan dalam memenuhi rasio kebutuhan dokter tersebut dan mengalami kekurangan hingga 130 ribu dokter untuk dapat memenuhi standar WHO.

Sehingga tidak berlebihan jika Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas, pun berharap Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bisa dipercepat agar berkontribusi bagi kebutuhan dokter di Indonesia.

Sekaligus untuk mengimplementasikan dan membuktikan UIN Walisongo sebagai ‘Universitas Kemanusiaan’, melalui perannya dalam medorong lahirnya sumber daya manusia (SDM) kedokteran.

Terkait hal ini, Rektor UIN Walisongo, Prof Imam Taufiq mengungkapkan, bergabungnya 41 dokter yang siap menjadi tenaga pengajar di Fakultas Kedokteran UIN Walisongo akan menjadi jawaban dari keinginan Menag RI.

Sekaligus juga menunjukkan komitmen UIN Walisongo dalam mempersiapkan pembukaan Fakultas Kedokteran. “Terlebih sebelumnya, UIN Walisongo juga sudah bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan dalam mendukung dibukanya Fakultas Kedokteran ini,” katanya, di Semarang.

Masing-masing dengan RSUD dr Gondo Suwarno, Ungaran, sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran, didukung dengan Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Rumah Sakit Jiwa Daerah dr Amino Gondohutomo, dan RSUD dr Adhyatama MPH Tugurejo sebagai rumah sakit pendidikan afiliasi.

Infrastruktur pendidikan yang sudah disiapkan, antara lain laboratorium terpadu, laboratorium biolologi sel dan bioteknologi, laboratorium biokimika farmakologi dan patologi klinik, laboratorium histologi dan patologi anatomi, laboratorium mikrobiologi dan parasitolog.

Fakultas Kedokteran UIN Walisongo juga dilengkapi 14 ruang clinical skill laboratorium, dua ruang kelas klasikal, serta satu teater dengan  kelengkapan 18 manekin osce standar berkelas terbaik.

“Hadirnya Fakultas Kedokteran ini tidak hanya menjadi solusi bagi kekurangan rasio jumlah dokter di Indonesia, UIN Walisongo juga berkomitmen untuk menghasilkan dokter yang unggul, humanis, dan beradab,” katanya menegaskan.

Dekan Fakultas Kedokteran UIN Walisongo, dr Sugeng Ibrahim  menambahkan, konsep regenerative medicine bakal menjadi distingsi (pembeda) Fakultas Kedokteran UIN Walisongo dengan yang lain.

Fakultas Kedokteran UIN Walisongo akan mengajarkan mahasiswa tentang disiplin ilmu stem cell atau sel punca ke depannya. Hal yang menjadi pembeda selanjutnya adalah penjaminan kesehatan.

“Harapannya, lulusan dokter Fakultas Kedokteran UIN Walisongo bisa menjadi case mix manager yang nantinya bisa menjembatani antara dokter klinis dan BPJS sesuai dengan ketentuan BPJS,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement