MAGENTA -- Haji Hasan Mustapa merupakan seorang ulama, sufi, dan sastrawan besar dari tanah Pasundan. Ia lahir di Cikajang, Garut pada 3 Juni 1852. Haji Hasan Mustapa kerap disebut ulama mahiwal atau kontroversial.
Haji Hasan Mustapa adalah putra ketiga dari pasangan Mas Haji Usman dan Nyi Mas Salpah. Dua adik Haji Hasan Mustapa meninggal dunia selagi usianya masih muda.
BACA JUGA: Konon Syekh Siti Jenar Menjelma Jadi Cacing karena Ingin Belajar Tasawuf
.
.
Sebagai ulama, Haji Hasan Mustapa menggunakan dangding (karya sastra Sunda berbentuk puisi) untuk mengekspresikan pemikiran dan renungan tentang ajaran Islam, tasawuf, dan kebudayaan Sunda dalam kehidupan sehari-hari.
Haji Hasan Mustapa juga bersahabat dengan seorang orientalis Belanda bernama Christiaan Snouck Hurgronje yang menghabiskan banyak waktunya mempelajari Islam. Sebagian ahli sejarah menyebut Hurgronje sangat bersemangat menggembosi Islam dari dalam.
Snouck Hurgronje lahir di Oosterhout, Belanda pada 8 Februari 1857, ia berasal dari keluarga Kristen Protestan yang taat. Hurgronje masuk Makkah pada 1885 dengan bantuan Gubernur Ottoman di Jeddah.
BACA JUGA: Doa untuk Kedua Orang Tua, Arab, Latin dan Terjemahan
Di Makkah, Hurgronje mendapatkan bimbingan dari para ulama untuk belajar tentang Islam dan sempat belajar bahasa Melayu. Hurgronje dikira Muslim karena kemampuan berbahasa Arab dan pengetahuan yang luas tentang Islam.
Pada Juli 1891, Hurgronje dikirim ke Aceh. Tujuan Belanda mengirim Hurgronje ke Aceh untuk melakukan kajian tentang seluk-beluk kehidupan dan kelemahan masyarakat Aceh. Di Aceh, Snouck Hurgronje menyamar sebagai ulama dengan nama Muslim Abdul Gafar.
Pada 23 Mei 1892, Hurgronje membuat laporan kepada pemerintah Belanda yang diberi judul Atjeh Verslag. Laporan tersebut berisi temuannya selama menyamar dan beberapa cara menaklukkan Aceh. Snouck Hurgronje meninggal dunia di Leiden pada 26 Juni 1936.
BACA JUGA: Doa dan Niat Sholat Hajat Lengkap, Agar Keinginan Dikabulkan Allah SWT
Persahabatan Haji Hasan Mustapa dan Snouck Hurgronje
Dinukil dari buku Haji Hasan Mustapa: Sufi Besar Tanah Pasundan yang ditulis oleh E. Rokajat Asura terbitan Imania, Haji Hasan Mustapa mengenal Hurgronje ketika sama-sama bermukim di Makkah.
"Ada satu peristiwa penting di Makkah yang tak akan pernah dilupakan keduanya, yaitu ketika Snouck Hurgronje mau dibunuh karena dianggap mata-mata," tulis E. Rokajat Asura dalam bukunya setebal 544 halaman itu.
BACA JUGA: Doa dan Niat Sholat Hajat Lengkap, Agar Keinginan Dikabulkan Allah SWT
.
.
Peristiwa "utang nyawa" itu menjadi pengikat kuat persahabatan keduanya. Haji Hasan Mustapa menyebut sebagai persahabatan hati, seperti dua saudara kandung. Keduanya sering dilanda rindu apabila tidak saling berkirim kabar.
Dengan modal hubungan persahabatan tersebut, Haji Hasan Mustapa berhasil masuk ke dalam struktur pemerintahan kolonial Belanda dengan cepat. Kemudian, Pemerintah Kolonial Belanda menugaskan Haji Hasan Mustapa menjadi informan pribumi.
"Tugasnya, antara lain mengumpulkan karya-karya tulis dan sumber-sumber cerita lisan yang berkembang saat itu. Sejak November 1889, tugas tersebut dilaksanakan Haji Hasan Mustapa dengan penuh tanggung jawab sehingga mendapat imbalan yang memadai, yaitu 50 gulden per bulan," tulis E. Rokajat Asura.
BACA JUGA: Doa Sholat Dhuha Beserta Niatnya
Haji Hasan Mustapa kemudian diajak oleh Snouck Hurgronje berkeliling Jawa. Inilah pekerjaan pertama Haji Hasan Mustapa dalam membantu Pemerintah Kolonial Belanda. Hubungan pekerjaan itu melahirkan hubungan simbiosis mutualisme.
Dari hubungan tersebut, tujuan jangka pendek Hurgronje untuk meneliti dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya tulisan cerita rakyat, tradisi, agama, dan budaya dari wilayah Jawa pun terpenuhi. Sementara Haji Hasan Mustapa mendapat banyak kemudahan dalam hal urusan dengan pemerintah Belanda.
Dalam kapasitasnya membantu Snouck Hurgronje, Haji Hasan Mustapa punya andil besar dalam mengumpulkan karya-karya tulis berbahasa Arab yang terbit di Priangan untuk kemudian dilaporkan kepada Pemerintah Kolonial Belanda.
BACA JUGA: Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka
Kedekatan Pribadi
Di antara sekian banyak teks yang dikumpulkan Haji Hasan Mustapa, dua naskah teks tentang konsep Martabat Tujuh dan Tarekat Shattariyah menjadi perhatiannya sehingga kelak sangat mempengaruhi karya-karya dangdingnya.
Kedekatan Haji Hasan Mustapa dengan Snouck Hurgronje selama dua tahun (1887-1889) tidak terbatas pada urusan pekerjaan saja, tetapi juga meluas ke pribadi.
BACA JUGA: Pesan Buya Hamka: Jangan Buat Diri Merana karena Penyakit Jiwa
.
.
Pada pernikahan Hurgronje dengan Siti Sadijah tahun 1898 ada peran Haji Hasan Mustapa. Pernikahan tersebut berlangsung ketika Haji Hasan Mustapa baru saja menjadi Hoofd (Kepala) Penghulu Bandung. Sebelumnya, Hurgronje diketahui sudah menikah dengan seorang wanita di Jeddah dan Sangkana di Ciamis (1890).
Selama bergaul dengan Haji Hasan Mustapa, Snouck Hurgronje mengetahui persis bagaimana sosok Haji Hasan Mustapa yang tidak kehilangan jati diri sebagai manusia Sunda, kendati lama nyantri di berbagai tempat dengan kultur yang berbeda, bahkan lama mukim di Makkah.
Meski demikian, kedekatan bukan menjadi pertimbangan Snouck Hurgronje untuk mempromosikan Haji Hasan Mustapa menjadi Hoofd Penghulu Kuta Raja, Aceh. Snouck juga menimbang kecakapan dan keluasan ilmu agama sahabatnya itu.
BACA JUGA: Kata Buya Hamka Ada Dua Perkara Penghambat Berbuat Baik
Usulan Snouck disambut positif oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada 26 Oktober 1892, Haji Hasan Mustapa diangkat menjadi Hoofd Penghulu Kuta Raja, Aceh mengalahkan calon penghulu lain dari Pontianak.
Setelah bertugas dua tahun di Aceh, pada 1895 Haji Hasan Mustapa kembali ke Pasundan. Ia ditugaskan menjadi Hoofd Penghulu Bandung (1895-1918). Kemudian ia meminta pensiun ketika berusia 66 tahun.
"Haji Hasan Mustapa tuntas dan sukses melaksanakan tugasnya sebagai birokrat. Bukan dia saja yang senang dan bangga karena keberhasilannya mengemban amanah itu. Kebanggaan dirasakan pula oleh sahabatnya Snouck Hurgronje, sebab merasa telah memilih orang yang benar untuk jabatan yang tepat," tulis E. Rokajat Asura.
BACA JUGA: Doa Sebelum Sholat, Agar Terbebas dari Gangguan Setan
Perjalanan Kehidupan Haji Hasan Mustapa
• 3 Juni 1852 lahir di Cikajang, Garut.
• 1860-1862, periode pertama ia pergi ke Makkah bersama ayahnya.
• Tiga atau empat tahun, periode kedua ia berkunjung ke Makkah setelah dewasa.
• 1877-1882, periode berikutnya ia berangkat ke Makkah.
• 1882-1887, menjadi guru di Masjid Agung di Garut (Periode I).
• 1887-1889, mengikuti dan menyertai perjalanan C. Snouck Hurgronje.
• 1889-1891, menjadi guru di Masjid Agung di Garut (Periode II).
• 1892-1895, diangkat sebagai penghulu di Kuta Raja.
• 1895-1917, diangkat sebagai Hoofd Penghulu di Bandung.
• 1917, berhenti dari jabatannya sebagai penghulu.
• 13 Januari 1930, Haji Hasan Mustapa meninggal dunia. (MHD)
BACA JUGA:
▶ Siap-Siap, Google Berencana Hapus Akun tidak Aktif Mulai Desember
▶ Resep Herbal Prof Hembing: Mengobati Jerawat dengan Temulawak dan Kunyit
▶ 9 Resep Herbal Prof Hembing untuk Mengobati Rematik, Pegal Linu, dan Sakit Pinggang
▶ Ketika Sunan Gunung Jati Diminta Menebak Perempuan Hamil oleh Kaisar China
▶ 6 Rekomendasi Film Romantis Arab, Layak Masuk Daftar Wajib Tonton