REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Al-Ghazali bernama lengkap Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali dalam Kitab Minhaj al-Abidin mengatakan untuk mengatasi rasa ragu dan khawatir maka cukuplah bagi kamu melakukan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Ta'ala.
Imam Al-Ghazali dalam bukunya menuliskan, ada dua alasan yang mengharuskan manusia berserah diri kepada Allah SWT dalam segala urusan.
Pertama, dengan menyerahkan semua urusan kepada Allah SWT maka hati akan menjadi tenang dan tenteram.
“Sebab jika perkara yang kamu hadapi itu masih samar baik dan buruknya bisa menyebabkan hati kamu cemas dan kalut,” tulis Imam al-Ghazali.
Dia al-Ghazali mengatakan, kamu tidak tahu apakah kamu akan jatuh pada kebaikan atau kerusakan. Jika kamu menyerahkan urusan itu seluruhnya kepada Allah Ta'ala, maka kamu akan tahu bahwa kamu tidak akan jatuh kecuali kepada kemaslahatan dan kebaikan.
Maka kamu akan merasa aman dari bahaya, mudharat dan penyimpangan, serta kamu juga akan merasakan ketenangan hati seketika itu.
Ketenangan, keamanan dan kelegaan hati ini adalah keuntungan yang besar bagi kamu. Guru kami sering mengungkapkan di dalam majelisnya.
"Biarkan soal pengaturan itu menjadi urusan Pencipta kamu, niscaya kamu akan tenang karena bersandar hanya kepada-Nya.
Kedua, sikap berserah diri itu akan mendatangkan kebaikan di masa mendatang. Manusia banyak menghadapi perkara yang samar, sehingga sulit disikapi dengan mudah. Banyak perkara yang nampak baik, ternyata buruk.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
Banyak juga masalah yang membahayakan tapi tertutupi oleh retorika manfaatnya, tidak sedikit juga racun yang berbentuk madu.
Padahal kamu tidak mengetahui akibat dan rahasia-rahasia yang terkandung di balik semua itu.
Maka jika kamu ingin suatu hal berjalan sesuai keinginan dan rencana kamu sendiri, niscaya kamu akan jatuh dalam kegagalan yang kadang tidak kamu sadari.
Hal ini dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013.