REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) menolak agenda kunjungan Presiden Iran, Seyed Ebrahim Raisi ke Masjid Istiqlal Jakarta yang rencananya akan berlangsung pada Rabu (24/5/2023). Organisasi ini pun telah mengirimkan surat yang ditujukan kepada Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) berisi keberatan atas rencana kedatangan Ebrahim Raisi ke Istiqlal.
Pada surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum ANNAS KH Athian Ali dijelaskan, bahwa ANNAS menolak kedatangan Ebrahim Raisi ke Istiqlal. Penolakan itu lantaran Iran dianggap sebagai negara yang melindungi, mendukung bahkan menciptakan kontroversi faham Syi'ah di Indonesia.
"Sebagai negara yang menjadi pelindung, pendukung dan pencipta kontroversi faham Syi'ah di Indonesia, Presiden Iran tidak layak untuk bermanuver politik dengan berkunjung ke Masjid Istiqlal Jakarta," begitu isi surat keberatan ANNAS seperti yang diterima Republika.co.id dari KH. Athian Ali pada Selasa (23/4/2023).
Karena itu, ANNAS meminta, BPMI membatalkan agenda kunjungan Ebrahim Raisi ke Masjid Istiqlal. Hal tersebut untuk menjaga kondusivitas bangsa dan agar tidak menyinggung perasaan umat Islam Indonesia yang berpaham Ahlussunah wal Jamaah.
Sementara itu Presiden Iran Ebrahim Raisi telah tiba di Indonesia pada Selasa (23/5/2023) pagi. Ia langsung menuju Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Ia tiba di Kompleks Istana Bogor pada pukul 10:45 WIB. Ebrahim Raisi pun disambut hangat oleh Jokowi. Rencananya Presiden Iran itu akan berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata serta ke Masjid Istiqlal Jakarta pada 24 Mei.