REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO- China tetap menjadi pasar prioritas tinggi untuk Panasonic. Bahkan, ketika geopolitik telah menyoroti perlunya rantai pasokan yang kuat di tempat lain.
Para pemimpin pada KTT Kelompok Tujuh (G7) pekan lalu di Hiroshima, Jepang, menekankan perlunya perusahaan untuk "menghilangkan risiko", tetapi tidak "memisahkan" dari ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
"Kami akan terus mengembangkan bisnis kami di China seperti yang telah kami lakukan di masa lalu," kata Eksekutif Grup Panasonic Yuki Kusumi saat wawancara meja bundar dengan wartawan di Tokyo Rabu (24/5/2023). Ia menambahkan bahwa "tidak ada keraguan" bahwa itu adalah pasar dengan prioritas tinggi.
China menghasilkan sekitar 11,5 persen dari penjualan Panasonic pada tahun bisnis hingga akhir Maret 2023 dengan pendapatan 964,7 miliar yen (7,14 miliar dolar AS).
Kusumi mengatakan, pembuat mobil Jepang menunjukkan minat pada baterai silinder Panasonic. Ia mengatakan, mungkin ada kasus di mana perusahaan yang berbasis di Osaka dapat menangani permintaan itu.
CEO Panasonic tersebut tidak memberikan nama pembuat mobil domestik yang telah menerima penjelasan dari Panasonic tentang baterai silindernya yang akan digunakan dalam kendaraan listrik.
Panasonic, yang unit energinya di China membuat baterai untuk Tesla, mengatakan, pekan lalu pihaknya berencana untuk membangun setidaknya dua pabrik baru untuk produksi baterai 4680 di Amerika Utara pada tahun 2030.
Dengan langkah itu, Panasonic berupaya meningkatkan kapasitas produksi baterai untuk mobil listrik menjadi 200 gigawatt per tahun pada Maret 2031, sekitar empat kali levelnya pada akhir Maret 2023.
Panasonic "tentu saja" melakukan penelitian dan pengembangan 4680 sel baterai yang menggunakan proses pembuatan elektroda kering, kata Kusumi, tanpa menjelaskan lebih lanjut.