Kamis 25 May 2023 11:48 WIB

Kemenkeu Bidik Rp 150 Triliun dari Penerbitan SBN Ritel 2023

Kemenkeu menargetkan penerbitan SBN ritel mencapai Rp 150 triliun.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta, Kamis (18/3/2023). Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menargetkan penerbitan surat berharga negara ritel sebesar Rp 150 triliun pada tahun ini.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta, Kamis (18/3/2023). Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menargetkan penerbitan surat berharga negara ritel sebesar Rp 150 triliun pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menargetkan penerbitan surat berharga negara ritel sebesar Rp 150 triliun pada tahun ini. Hal ini mengingat capaian penerbitan surat berharga ritel meningkat setiap tahunnya yakni pada 2020, 2021, dan 2022 masing-masing sebesar Rp 76 triliun, Rp 97 triliun, dan Rp 107 triliun.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan kenaikan penerbitan tersebut dilakukan sesuai arahan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang ingin memberikan kesempatan pada investor dapat berinvestasi pada surat berharga negara ritel.

Baca Juga

“Pada 2022, Kemenkeu berhasil menerbitkan SBN ritel sebesar Rp 107 triliun yang dapat menjangkau lebih dari 186 ribu investor. Makanya alokasi surat berharga negara ritel tahun ini kami naikkan antara Rp 130 triliun sampai Rp 150 triliun," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/5/2023).

Kenaikan penerbitan surat berharga negara ritel dilakukan melalui seri obligasi negara ritel, sukuk negara ritel, savings bond ritel, dan sukuk tabungan, dan cash waqf linked sukuk. Menurut Deni, surat berharga negara ritel terus mendapatkan sambutan dan antusiasme yang baik dari masyarakat secara luas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement