Jumat 26 May 2023 22:29 WIB

FDA Setujui Obat Oral Pertama untuk Covid-19

Obat Paxlovid dinilai memenuhi standar ketat FDA untuk keamanan dan efektivitas.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Obat Covid-19 oral (ilustrasi). Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) telah memberikan persetujuan penuh terhadap obat oral nirmatrelvir-ritonavir (Paxlovid) untuk pasien Covid-19 ringan hingga sedang.
Foto: www.freepik.com
Obat Covid-19 oral (ilustrasi). Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) telah memberikan persetujuan penuh terhadap obat oral nirmatrelvir-ritonavir (Paxlovid) untuk pasien Covid-19 ringan hingga sedang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) memberikan persetujuan penuh terhadap nirmatrelvir-ritonavir (Paxlovid) untuk perawatan pasien rawat jalan dewasa dengan Covid-19 ringan hingga sedang yang berisiko mengalami penyakit parah.

Persetujuan FDA menunjukkan, Paxlovid telah memenuhi standar ketat badan tersebut untuk keamanan dan efektivitas. Paxlovid telah digunakan secara luas selama lebih dari satu tahun. Paxlovid dinilai tetap menjadi pilihan pengobatan yang penting bagi orang berisiko tinggi untuk berkembang menjadi Covid-19 yang parah.

Baca Juga

“Itu termasuk bagi mereka yang memiliki prior imunity," kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA Patrizia Cavazzoni dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Medpagetoday Jumat (26/5/2023).

Dokter harus meninjau semua obat yang diminum pasien. Hal itu untuk menilai potensi interaksi obat-obat dan menentukan obat lain yang mungkin diminum pasien memerlukan penyesuaian dosis, gangguan dan/atau pemantauan tambahan, menurut FDA.

Resep harus mempertimbangkan manfaat pengobatan Paxlovid dalam mengurangi rawat inap dan kematian, dan apakah risiko potensi interaksi obat-obat untuk pasien individu dapat dikelola dengan tepat. Nirmatrelvir-ritonavir adalah komponen penting dari strategi uji coba pengobatan Presiden AS Joe Biden selama pandemi.

Mengingat antivirus diindikasikan untuk digunakan dalam waktu lima hari setelah timbulnya gejala, program ini bertujuan memberikannya ke tangan pasien yang dites positif dengan cepat. Bahkan, memungkinkan apoteker untuk meresepkan obat langsung ke pasien.

Jutaan orang dengan Covid-19, termasuk Biden, telah meminum obat tersebut sejak otorisasi penggunaan darurat (EUA) dibuka pada akhir 2021. Beberapa penelitian telah mengonfirmasi manfaat obat pada kelompok berisiko tinggi dengan penelitian pada kelompok berisiko rendah, biasanya menunjukkan sedikit atau tidak ada manfaat.

Dalam pemberitahuan persetujuannya, lembaga tersebut mengatakan bahwa paket sebelumnya yang didistribusikan di bawah EUA akan tetap tersedia untuk digunakan. Anak-anak berisiko tinggi berusia 12 tahun ke atas juga akan terus memenuhi syarat untuk obat tersebut di bawah EUA, meskipun persetujuan tersebut tidak mencakup kelompok ini.

Lebih lanjut badan tersebut menetapkan nirmatrelvir-ritonavir tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai terapi pencegahan baik sebelum atau sesudah paparan Covid-19. Pasien harus memiliki gejala dan kasus yang dikonfirmasi terlebih dahulu untuk memperoleh obat tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement