Senin 29 May 2023 23:26 WIB

Pemanasan Global: Meningkatnya Paparan Sinar UV dan Dampaknya pada Kesehatan Kulit

Pemanasan global telah menjadi topik yang semakin mendapatkan perhatian di seluruh dunia. Perubahan iklim yang terjadi akibat aktivitas manusia menyebabkan berbagai perubahan dalam lingkungan kita, termasuk peningkatan paparan sinar ultraviolet (UV)

Rep: Kaylyn Alzena/ Red: Retizen
.
Foto: network /Kaylyn Alzena
.

Penekanan global telah bergeser dalam beberapa dekade terakhir ke efek perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global. Seluruh planet ini sekarang menghadapi tantangan serius terkait pemanasan global. Setiap kelompok yang peduli terhadap lingkungan selalu memprioritaskan hal ini di bagian atas agenda mereka karena hubungannya yang erat dengan emisi rumah kaca. Banyak orang memahami bahwa untuk memerangi pemanasan global, diperlukan kerja sama antara banyak komunitas internasional, bukan hanya kita sendiri. Istilah "pemanasan global" menggambarkan pertumbuhan rata-rata manusia, hewan, dan tumbuhan. Ketika para ilmuwan mendiskusikan masalah perubahan iklim, pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia menjadi pusat perhatian. Meskipun mungkin sulit untuk dipahami, para peneliti sepakat bahwa aktivitas manusia menyebabkan sejumlah besar gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfer, yang meningkatkan suhu bumi (Samidjo & Suharso, 2017).

Perubahan iklim global adalah hasil dari pemanasan global, yang meningkatkan suhu dipermukaan bumi sekitar 5 derajat Celcius pertahunnya. Lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair dikarenakan pemanasan global. Secara alami, mencairnya lapisan es akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut, yang bisa membuat tenggelam beberapa pulau. Selain itu, kota-kota di Siberia juga hancur akibat mencairnya lapisan es. Namun, banyak orang yang tidak yakin bagaimana cara mengurangi pemanasan global. Mereka tidak menyadari bahwa masalah lingkungan yang signifikan termasuk bencana alam, berbagai penyakit, dan masalah lainnya telah disebabkan oleh pemanasan global. Jika kita tidak segera bertindak untuk mengurangi pemanasan global, konsekuensinya akan sangat parah. Fakta bahwa kesadaran individu adalah kunci untuk menghentikan efek pemanasan global yang merugikan sangatlah penting. Setiap orang harus memahami bahwa tindakan apa pun yang mereka lakukan pasti akan berdampak (Pratama & Parinduri, 2019).

Menurut penelitian, suhu rata-rata tahunan telah meningkat 0,30 C sejak tahun 1990, hanya di Indonesia. Risiko banjir meningkat selama musim hujan karena musim hujan terjadi di akhir tahun, lebih pendek, tetapi dengan curah hujan yang lebih tinggi. Musim hujan diperkirakan akan menjadi 10-30% lebih basah di sebagian daerah di Sumatera jugaKalimantan pada tahun 2080, sedangkan Jawa dan Bali akan menjadi 15% lebih kering. Risiko kebakaran hutan dan lahan diperkirakan akan meningkat akibat fluktuasi musim dan cuaca ekstrem, terutama di Sumatera bagian selatan, Kalimantan, dan Sulawesi. Industri pertanian dan ketahanan pangan akan terdampak oleh perubahan kelembaban tanah dan tingkat penguapan air. Menurut perkiraan, kesuburan tanah akan menurun sebesar 2% hingga 8% sebagai akibat dari perubahan iklim, dan hasil panen padi, kedelai, dan jagung akan menurun sebesar 10% hingga 50%. Pemukiman di pesisir pantai akan terancam oleh kenaikan permukaan air laut. Sebagai contoh, permukaan air di Teluk Jakarta naik 57 mm per tahun. Menurut perkiraan, 160 km2 wilayah Jakarta, termasuk Kelapa Gading, Bandara Soekarno-Hatta, dan Ancol, akan terendam air pada tahun 2050 (Samidjo & Suharso, 2017).

Peningkatan paparan sinar ultraviolet (UV) di permukaan bumi adalah salah satu efek penting dari pemanasan global. Akibat potensinya yang dapat menyebabkan kulit terbakar, iritasi, photoaging, hiperpigmentasi, eritema, bahkan kanker, sinar UV lebih berbahaya dibandingkan sinar spektrum matahari lainnya termasuk sinar inframerah dan sinar tampak (Wiraningtyas et al., 2019). Sinar matahari memancarkan radiasi UV (ultraviolet) dengan panjang gelombang 200-400 nm. Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar UV secara umum dapat dibagi menjadi kategori UVA, UVB, dan UVC. Panjang gelombang sinar UVA berkisar antara 320 nanometer hingga 400 nanometer, sinar UVB antara 290 nanometer hingga 320 nanometer, dan sinar UVC antara 200 nanometer hingga 280 nanometer (Ismail, 2013). Kekhawatiran di kalangan masyarakat dan para ahli telah meningkat tentang kerusakan serius yang ditimbulkan oleh sinar UV yang disempurnakan ini terhadap kesehatan kulit manusia.