REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Juventus akan mengajukan pembelaan kepada Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Selasa (30/5/2023), atas dugaan penyimpangan pembayaran gaji pemain menurut seorang sumber kepada Reuters. Sidang dengan FIGC dimajukan yang awalnya akan digelar pada 15 Juni.
Pembelaan yang dilakukan Juventus merupakan upaya klub tersukses di Serie A itu agar persoalan ini selesai sebelum akhir musim. Beberapa surat kabar Italia mengatakan, klub akan mengajukan pembayaran denda dan hanya akan mendapatkan pengurangan dua atau tiga poin klasemen Serie A daripada 10 poin.
Tawar- menawar tersebut berharap Juventus bisa bermain di pentas Eropa karena akan finis di posisi ketujuh. Mereka akan bermain di Liga Konferensi Eropa. Namun kemungkinan Juventus akan kehilangan tiket pentas di Eropa karena sanksi yang bisa diberikan oleh UEFA, badan pengatur sepak bola Eropa sebab mereka juga melakukan penyelidikan.
Pejabat Juventus belum bersedia memberikan komentar. Klub sebelumnya membantah melakukan kesalahan dan mengatakan akunnya sejalan dengan praktik industri sepak bola. Penyelidikan oleh otoritas olahraga dipicu oleh investigasi dari jaksa kriminal di Turin, tempat klub bermarkas, dalam kasus dugaan pembukuan palsu.
Sebagai bagian dari kasus ini, mantan Presiden Juventus Andrea Agnelli, 11 pejabat lainnya, dan klub itu sendiri berisiko diadili. Atas kasus ini, Bianconeri pun harus rela turun peringkat dari empat besar ke posisi tujuh.
Penampilan Juventus musim ini tidak stabil. Mereka kesulitan menemukan performa terbaiknya di Serie A dan Eropa. Bermain di Liga Europa setelah tersingkir di fase grup Liga Champions, mereka tak mampu melewati adangan Sevilla pada babak semifinal.