Kamis 01 Jun 2023 18:39 WIB

73 Persen dari Total Jamaah Haji Merupakan Lansia

Jamaah haji dianjurkan untuk rajin mencuci tangan.

Jamaah haji beraktivitas di kompleks Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (30/5/2023). Jumlah kuota jamaah haji 2023 di DKI Jakarta sebanyak 7.926. Hingga saat ini Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta mencatat sebanyak 760 jamaah haji yang terdiri dari kloter 20 Jakarta Selatan 374 orang dan kloter 21 Jakarta Barat 393 orang akan diberangkatkan ke Tanah Suci malam ini. Sebelum berangkat haji, seluruh jamaah menjalani karantina di embarkasi Haji Pondok Gede untuk dilakukan tes kesehatan, pengecekan berkas paspor, serta pemberian living cost.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah haji beraktivitas di kompleks Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (30/5/2023). Jumlah kuota jamaah haji 2023 di DKI Jakarta sebanyak 7.926. Hingga saat ini Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta mencatat sebanyak 760 jamaah haji yang terdiri dari kloter 20 Jakarta Selatan 374 orang dan kloter 21 Jakarta Barat 393 orang akan diberangkatkan ke Tanah Suci malam ini. Sebelum berangkat haji, seluruh jamaah menjalani karantina di embarkasi Haji Pondok Gede untuk dilakukan tes kesehatan, pengecekan berkas paspor, serta pemberian living cost.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengirim 1.600 tenaga kesehatan ke Arab Saudi untuk mendampingi jamaah haji berkategori risiko tinggi.

"Jamaah haji Indonesia tahun 2023 sebanyak 203.320 orang dengan jumlah mereka yang berisiko tinggi sampai hari ini sebesar 73 persen," kata Kepala Bidang PPIH Arab Saudi M. Imran dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/6/2023).

Baca Juga

Setiap kloter ditugaskan satu dokter dan dua perawat untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kesehatan bagi jamaah haji di kloter masing-masing.

Peran tenaga kesehatan haji, katanya, sebagai penting sebab haji lansia dan berisiko tinggi pada tahun ini relatif lebih banyak dibandingkan dengan penyelenggaraan haji tahun sebelumnya.

Tercatat di Sistem Informasi Kesehatan Jamaah Haji Indonesia (Siskohatkes) kelompok risiko tinggi pada 2016 sebanyak 65 persen, 2017 sebanyak 63 persen, 2018 sebanyak 66 persen, 2019 sebanyak 65 persen, dan 2022 sebanyak 68 persen.

"Bidang kesehatan haji sudah menyiapkan beberapa pelayanan kesehatan untuk calon haji mulai dari titik terdekat yaitu kloter, layanan kegawatdaruratan di sektor, hingga tingkat rujukan baik ke KKHI maupun ke Rumah Sakit Arab Saudi,? ujarnya.

Pelaksanaan tugas sebagai tenaga kesehatan mulai dari sebelum keberangkatan di kabupaten/kota dan embarkasi sebelum keberangkatan.

"Petugas kesehatan perlu mengidentifikasi 50 peserta jamaah dengan risiko tinggi dan melaksanakan promosi kesehatan kepada calon haji," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement