REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Untuk mendukung gaya hidup menggunakan transportasi massal, saat ini tak sedikit pengembang yang membangun properti berkonsep Transit Oriented Development (TOD).
Dikutip dari situs resmi Divisi Riset dan Keilmuwan Himpunan Mahasiswa Geografi Pembangunan Universitas Gadjah Mada, Transit Oriented Development (TOD) dapat diartikan sebagai konsep pengembangan ataupun pembangunan kota dengan memaksimalkan penggunaan lahan yang bercampur dan terintegrasi serta mempromosikan penggunaan angkutan umum massal dan gaya hidup sehat, seperti berjalan kaki dan bersepeda.
Merujuk pada definisi tersebut, TOD boleh dibilang dapat mendukung dan menggambarkan definisi kota yang efisien, yaitu kota yang tidak menimbulkan keborosan ekonomi, kepadatan, kemacetan serta dapat mendorong berbagai kegiatan dalam kota secara produktif dan berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mengungkapkan hunian berbasis TOD dapat membantu generasi milenial untuk memiliki hunian.
"Saat ini pemerintah sedang mencoba mencanangkan hunian berbasis TOD," ujar Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Fitrah Nur dalam satu kesempatan. Menurut Fitrah, hunian berbasis TOD tersebut dekat atau bahkan terkoneksi dengan stasiun kereta seperti komuter dan LRT.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa rusun yang terintegrasi dengan stasiun Kereta Rel Listrik ini (KRL) dibangun untuk masyarakat khususnya generasi milenial agar mereka bisa memiliki tempat tinggal yang dekat dengan transportasi umum dengan harga terjangkau.
Konsep itulah yang diusung oleh PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP), pengembang properti berkonsep Transit Oriented Development (TOD) pertama dan terbesar di Indonesia yang berfokus terhadap percepatan penyelesaian proyek hunian TOD di Bekasi, Sentul, dan Tangerang.
Pengembangan area komersial, lahan terbuka, dan fasilitas penunjang untuk akses menuju stasiun juga terus dioptimalisasi. “Selain percepatan penyelesaian proyek, pengembangan area komersial menjadi fokus utama ADCP, tentu saja ini dalam mengembangkan recurring business dan dalam rangka menyambut beroperasionalnya LRT tahun ini,” ungkap Direktur Utama ADCP, Rizkan Firman, dalam siaran pers, Senin (5/6/2023).
Untuk memperkuat komitmennya, PT Adhi Commuter Properti Tbk berhasil memenuhi kewajiban pembayaran bunga keempat dan pokok Obligasi II Tahun 2022 Seri A yang telah jatuh tempo pada 31 Mei 2023 sebesar Rp 211 miliar. Rizkan menyampaikan bahwa pokok Obligasi II Tahun 2022 Seri A dan kewajiban pembayaran bunga ke-4 telah dilunasi sesuai dengan tanggal jatuh tempo. “Pelunasan pokok dan bunga ke 4 Obligasi II Tahun 2022 Seri A telah kami lakukan sesuai dengan tanggal jatuh tempo, yang mana pokok obligasi sebesar Rp205,5 M dan bunga ke-4 obligasi sebesar Rp 5,5 miliar,''ungkap Rizkan.
Pemenuhan kewajiban ini merupakan salah satu wujud komitmen ADCP dalam menjaga kepercayaan pemegang obligasi. “Kami berkomitmen untuk selalu menjaga kepercayaan pemegang obligasi ADCP, tentunya dengan pemenuhan kewajiban dan konsisten menunjukkan kinerja perusahaan yang solid,” tambah Rizkan.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/ 2023 ADCP berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp15 M, dan pencapaian ini didorong oleh pencapaian marketing sales ADCP yang dicatatkan sebesar Rp235 Miliar pada Maret 2023. Marketing sales ini ditopang oleh 89% disegmen properti, dan 11% dari segmen hospitality. Perolehan kinerja yang baik di kuartal I/2023 ini menjadikan perseroan semakin optimistis mencapai target yang sudah ditentukan.