REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji Indonesia gelombang kedua yang dijadwalkan berangkat disarankan mengenakan kain ihram sejak berada di asrama haji. Penggunaan kain ihram di Jeddah tidak memungkinkan karena waktu yang mepet.
"Sangat dianjurkan jamaah kita khususnya yang laki-laki memakai pakaian ihram dari Tanah Air. Sebaiknya memang tidak ada lagi yang dipakai kecuali pakaian ihram karena pakaian ihram kan hangat, besar, bagian bawah ada, bagian atas cukup hangat lah," ungkap Petugas Bimbingan Ibadah (Bimbad) Daker Bandara Khoirun Naim, Rabu (7/6/2023).
Ketika tiba di Miqat Yalamlam, pihak penerbangan akan memberitahukan kepada jamaah bahwa perjalanan telah memasuki Yalamlam.
"Kepada bapak ibu dipersilakan untuk melafazkan niat ihramnya sehingga jamaah kita tidak repot lagi. Kalau masih ada wudhunya tinggal berniat tapi kalau batal tinggal kita bertayamum," ujarnya.
Setelah mengenakan kain ihram, kata dia, maka mulai berlaku larangan-larangan ihram seperti mengenakan pakaian berjahit, memakai sepatu yang menutup mata kaki dan sebagainya.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaran Haji dan Umrah Arsad Hidayat mengatakan, pemberangkatan gelombang kedua akan mulai pada 7 – 22 Juni 2023.
Jamaah haji akan terbang dari Embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Selanjutnya, mereka akan diberangkatkan ke Makkah Al-Mukarramah untuk menjalani Umrah Haji atau Umrah Wajib.
“Jamaah Haji diminta untuk mengenakan kain ihram semenjak dari embarkasi keberangkatan di Tanah Air, mengingat tidak tersedianya waktu yang cukup dan menghindari penumpukan jemaah saat kedatangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah,” katanya.
Untuk pelaksanaan niat umroh, kata Arsad, dapat dilakukan saat di pesawat ketika melewati wilayah Yalamlam atau ketika berada di Bandara King Abdul Aziz Jeddah menjelang keberangkatan ke Makkah.