REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Doddy Zulverdi, mengatakan perkembangan ekonomi global sepanjang 2023 terpantau belum ideal dan diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, lanjut Doddy, patut disyukuri lantaran tidak sampai terjadi resesi global.
"Saat ini masih terdapat ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik disertai upaya memitigasi risiko perlambatan ekonomi global," kata Doddy, Kamis (8/6/2023).
Doddy melanjutkan, di tengah ketidakpastian ekonomi global, pemulihan ekonomi nasional pada triwulan I 2023 terus berlanjut. Ekonomi Indonesia pada triwulan I 2023 tumbuh 5,03 persen (YoY), membaik dibandingkan triwulan IV 2022 yang hanya tumbuh 5,01 persen (YoY). Pertumbuhan utamanya ditopang perbaikan konsumsi domestik.
Searah dengan perekonomian nasional, lanjut Doddy, perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-2023 terpantau melanjutkan perbaikan dengan pertumbuhan 4,95 persen (YoY). Pertumbuhan didorong penguatan konsumsi, baik belanja pemerintah maupun rumah tangga, dan meningkatnya kinerja sektor perdagangan.
Ia mengungkapkan, faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi Jatim, di antaranya perlambatan investasi serta menurunnya kinerja ekspor. Oleh karena itu, menurutnya penting untuk menjaga konsumsi masyarakat serta mendorong kolaborasi fiskal pusat dan daerah dalam rangka mendukung perbaikan kinerja investasi.
Pada triwulan II-2023, kinerja ekonomi Jatim terindikasi melanjutkan perbaikan. Hal itu sejalan dengan potensi keyakinan konsumen yang membaik, Prompt Manufacturing Index (PMI) yang masih tinggi di atas 50 persen (ekspansi), tren penjualan eceran yang positif, prognosa produksi tanaman pangan dan hortikultura yang meningkat, serta peningkatan kinerja mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas.
"Perbaikan ekonomi tersebut disertai dengan laju inflasi gabungan kota/kabupaten pada Mei yang kembali turun menjadi 5,02 persen (YoY) dibandingkan April 2023 sebesar 5,35 persen (YoY). Penurunan ini diharapkan dapat berlanjut dan mencapai rentang sasaran inflasi nasional," ujarnya.
Ia menambahkan, pada 2023, kinerja ekonomi Jatim diprakirakan akan bertumbuh positif pada kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen (YoY) disertai laju inflasi IHK yang terus menurun ke dalam rentang sasaran.
Meskipun kinerja ekonomi termoderasi, kata dia, masih terdapat ruang untuk tumbuh dengan menjaga konsumsi rumah tangga, mendorong investasi, dan mengoptimalkan industri pengolahan.