REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkannya kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tua. Seorang anak dapat berbakti kepada orang tua, baik masih hidup maupun telah wafat.
Dikutip dari buku Rambu-Rambu Berbakti kepada Orang Tua oleh Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I terjemah dari Kitab Ma’aalim fii Birril Walidayn Karya Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad As-Sadhan hafizhahullahu, Bentuk-bentuk berbakti kepada orang tua itu banyak sekali, intinya, yaitu mentaati permintaan dan perintah orangtuaasal itu bukan maksiat. Hasan Al-Bashri rahimahullahu, bakti adalah engkau taati keduanya dalam semua yang diminta keduanya. Selama permintaannya bukan maksiat kepada Allah.
Bebagai bentuk birul walidayn :
1. Tawadhu kepada keduanya. (Meski anak lebih pintar, lebih berharta, lebih sholih, lebih bertakwa, lebih kenal agama, wajib untuk merendah kepada orang tua.
2. Mencium kepala keduanya. (Dalam budaya arab, kalau budaya di tanah air dengan mencium tangan)
3. Mendoakan kebaikan keduanya.
4. Membicarakan sisi-sisi yang baik baik saja.
5. Bersegera memenuhi hajat keduanya.
Adapun berbakti kepada orang tua setelah wafatnya:
1. Mendoakan kebaikan.
2. Melunasi utang. (Pada dasarnya anak tidak punya kewajiban untuk melunasi hutang orangtua dengan harta anak. Aset orang tua itu bisa dipakai untuk melunasi, tapi jika aset habis, tapi utang belum terbayar, anak tidak wajib melunasi. Namun, melunasi adalah bentuk berbakti).
3. Menjalin hubungan kepada orang-orang yang orang tua senang menjalin hubungan dengan mereka.