REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fuji Eka Permana dari Makkah, Arab Saudi
Jamaah haji Indonesia yang meninggal hingga Selasa (13/6/2023) pukul 11.00 waktu Arab Saudi jumlahnya mencapai 57 orang. Penyebab terbanyak jamaah haji meninggal karena infark miokard akut atau penyakit jantung yang disebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah, Andi Ardjuna Sakti, menyampaikan, terkait dengan tingginya angka kematian jamaah haji bukan karena satu faktor, tapi ada beberapa faktor. Di antaranya karena faktor komorbid jamaah haji dan faktor aktivitas fisik yang dilakukan jamaah haji.
Mengenai langkah antisipasi yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kematian, Ardjuna mengatakan, ada beberapa upaya yang dilakukan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Di antaranya melakukan pemeriksaan kembali jamaah haji yang berisiko tinggi (risti).
"Upaya lain yang kita lakukan memberikan informasi dan edukasi kepada jamaah terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan, baik terkait dengan edukasi pelaksanaan ibadahnya maupun tahap yang harus dilakukan," kata Ardjuna di Makkah, Senin (12/6/2023).
Ia juga menyampaikan bahwa jumlah jamaah haji yang dirawat di KKHI sampai Ahad (11/6/2023) ada 108 jamaah haji. Penyakit terbanyak yang diderita jamaah haji di KKHI di antaranya pneumonia, hipertensi, dan diabetes.
Mengenai penanganan jamaah haji risti, Ardjuna mengatakan, setelah melakukan evaluasi kondisi jamaah haji di kloter, maka bagi jamaah haji yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut bisa diperiksa di KKHI. Ada poli risti di KKHI Makkah.
"Salah satu tujuannya adalah screening terkait dengan jamaah haji dalam upaya memberi pelayanan terbaik," ujar Ardjuna.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah ini menyampaikan kepada jamaah yang sudah berada di Arab Saudi agar senantiasa memeriksa kesehatan, dan membawa obat-obatan yang biasa digunakan.
"Kemudian dalam rangka aktivitas, (jamaah haji) diimbau memperhitungkan waktu yang tepat dalam beraktivitas, bagi jamaah haji yang lansia khususnya aktivitasnya kalau bisa dilakukan di sekitar hotel sambil kita menunggu (puncak) ibadah haji di Armuzna," jelas Ardjuna.
Ardjuna menambahkan, kondisi cuaca di Makkah panas sampai 45 derajat celcius. Jamaah haji diminta untuk minum, jangan menunggu haus.
"Ini kita harapkan minum tanpa menunggu haus, paling tidak memberikan respon-respon baik kepada tubuh kita," katanya.