Rabu 14 Jun 2023 17:47 WIB

Pupuk Indonesia Siapkan 2.500 Ton Pupuk NPK Kakao di Lampung

Stok pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani kakao selama tiga bulan mendatang.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Gita Amanda
SVP PSO Barat PT Pupuk Indonesia, Fickry Martawisuda melakukan pemupukan perdana NPK Kakao di Desa Kecapi, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Rabu (14/6/2023).
Foto: Mursalin Yasland/Republika
SVP PSO Barat PT Pupuk Indonesia, Fickry Martawisuda melakukan pemupukan perdana NPK Kakao di Desa Kecapi, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Rabu (14/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- PT Pupuk Indonesia (PI) telah menyiapkan stok 2.500 ton pupuk NPK Formula Khusus Tanaman Kakao untuk 10 kabupaten di Provinsi Lampung. Stok tersebut dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani kakao selama tiga bulan mendatang.

SVP PSO Barat Pupuk Indonesia Fickry Martawisuda mengatakan, untuk wilayah barat mendapatkan alokasi lokal 25.920 ton, sedangkan stok yang tersedia pada pertengahn bulan Juni sebanyak 200 ton. Saat ini sudah dikirim 2.500 ton di Pelabuhan Panjang, dan sedang menuju Gudang Pupuk Padi Mas, Bandar Lampung.

Baca Juga

“Mungkin total 2.500 ton (pupuk NPK Kakao) cukup untuk kebutuhan tiga bulan ke depan,” kata Fickry Martawisuda seusai pemupukan perdana NPK Kakao di Desa Kecapi, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Rabu (14/6/2023).

Menurut dia, pemupukan tanaman kakao menggunakan pupuk NPK Kakao yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kakao di Lampung, khususnya di Kabupaten Lampung Selatan. “HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp 3.300 per, penebusan di kios bagi petani yang sudah masuk alokasi,” kata Fickry.

Pada pemupukan perdana NPK Formula Khusus Tanaman Kakao yang dinamai NPK Pelangi didatangkan langsung dari PT Pupuk Kaltim, Bontang. Menurut Lutfi Widodo, bagian Produksi PT Pupuk Kaltim, NPK Pelangi menggunakan formula 14-12-16-4.

NPK Pelangi ini, kata Lutfi, sudah dirancang enam tahun lalu melalui proses pengujian yang panjang. “Untuk mendapatkan izin produksi dan edar butuh empat tahun prosesnya,” kata Lutfi, yang sudah mengabdi di PT Pupuk Kaltim, Bontang, selama 36 tahun.

Setelah diproduksi, ia mengatakan pemulukan pertama dilakukan pada tanaman kakao petani di Sulawesi Selatan, dua tahun lalu. “Hasilnya sekarang sangat produktif sekali,” ujarnya.

Sedangkan untuk di wilayah barat, terutama di Sumatra, pemupukan perdana dilakukan di Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (14/6/2023). Puluhan petani kakao di Desa Kecapi mendatangi acara pemupukan yang digelar PI untuk mendapatkan ilmu dan teknis pemupukan menggunakan NPK Pelangi.

Ilyas, petani kakao di Desa Kecapi mengatakan, adanya pupuk NPK Pelangi yang disubsidi pemerintah sangat membantu para petani, yang selama ini kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Ia berharap stok pupuk NPK Kakao merek Pelangi selalu tersedia di kios dengan harga sesuai HET.

“Selama ini kalau pupuk subsidi selalu kosong stoknya. Kami tidak tahu kosongnya ke mana. Kami harap stok pupuk NPK kakao ini tersedia di kios sesuai dengan alokasi,” kata Ilyas. 

Sedangkan Zaelani, petani kakao lainnya, mengeluhkan dengan harga jual kakao di desanya yang selalu anjlok. “Sekarang ini yang jadi masalah harga jual kakao kami ini masih kisaran belasan ribu rupiah, tidak sampai Rp 20 ribu-an,” kata Zaelani.

Ia berharap pemerintah dapat memerhatikan harga kakao di pasaran yang selalu jatuh, agar nasib petani kakao ini semakin baik ke depannya. “Kalau buah kakao kami sudah baik, harga hendaknya juga tinggi,” ujarnya.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Lampung Selatan Yennie mengatakan, mengenai harga buah kakao yang dijual petani bergantung dengan kualitas kakaonya sendiri. “Kalau harga itu fluktuatif, tergantung dari kualitas kadar airnya, kondisi produksinya, dan juga faktor lainnya,” kata Yennie. 

Ia mengatakan area perkebunan tanaman keras di Lampung Selatan seluas 2.760 hektare, sedangkan untuk area di Desa Kecapi, Kalianda hanya seluas 68 ha, dengan jumlah petani kakao 58 orang.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement