Jumat 16 Jun 2023 14:58 WIB

Menyusuri Wisata Halal di Pakistan

Wwisata halal muncul sebagai tren yang signifikan di industri perjalanan global.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pemandangan Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan.
Foto: Unsplash
Pemandangan Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--- Wisatawan yang menyenangi destinasi wisata halal bukan sekadar mencari kuliner halal dan fasilitas sholat, tetapi juga lokasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam segala aspek. Itu termasuk akomodasi, hiburan, belanja, dan pengalaman budaya.

Dikutip dari laman The Halal Times, Jumat (16/6/2023), pariwisata halal muncul sebagai tren yang signifikan di industri perjalanan global dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Global Muslim Travel Index, pasar pariwisata halal diperkirakan mencapai 220 miliar dolar AS (sekitar Rp 3,28 kuadriliun) pada 2020.

Baca Juga

Pakistan merupakan salah satu permata tersembunyi wisata halal yang belum banyak dijelajahi. Dengan kekayaan warisan Islam, keindahan alam yang beragam, dan budayanya yang indah, menjadikan Pakistan amat pas sebagai destinasi wisata halal.

Negara yang terletak di Asia Selatan ini menunggu untuk ditemukan oleh para pelancong. Dari puncak Himalaya yang tertutup salju hingga padang pasir Sindh yang luas dan pantai-pantai indah di Balochistan, ada banyak hal yang bisa dilakukan di Pakistan.

Mengingat populasi Muslim jadi mayoritas dan kepatuhan warganya terhadap nilai-nilai Islam, Pakistan secara alami melayani wisatawan halal. Negara ini menawarkan berbagai pilihan makanan halal. Sebut saja biryani pedas Sindh, kebab lezat Punjab juga rasa unik hidangan khas di daerah Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa.

Selain itu, Pakistan adalah rumah bagi banyak masjid dan situs sejarah Islam yang memiliki nilai agama dan budaya. Sejarah dan warisan Islam yang kaya di Pakistan menjadikannya tujuan yang menarik bagi wisatawan halal yang tertarik dengan eksplorasi budaya dan sejarah.

Ada Masjid Badshahi di Lahore, Masjid Faisal di Islamabad, dan Masjid Mohabbat Khan di Peshawar. Situs-situs tersebut tidak hanya menawarkan fasilitas sholat bagi wisatawan Muslim, tetapi juga memberikan gambaran tentang arsitektur Islam di Pakistan.

Kota-kota besar Pakistan, seperti Lahore, Karachi, dan Islamabad, adalah pusat budaya, sejarah, dan modernitas yang semarak. Deretan lokasi itu menawarkan berbagai pengalaman bagi wisatawan, seperti monumen bersejarah, festival budaya, restoran, dan pusat perbelanjaan modern.

Kota Lahore yang dikenal sebagai jantung budaya Pakistan, terkenal dengan arsitektur Mughal, bazaar yang ramai, dan pemandangan seni yang semarak. Ada beberapa tempat bersejarah, seperti Benteng Lahore, Masjid Badshahi, dan Taman Shalimar, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Karachi, kota terbesar dan pusat ekonomi Pakistan, menawarkan perpaduan antara aspek klasik dan modernitas. Sementara, Islamabad yang merupakan ibu kota Pakistan, terkenal dengan pemandangan hijau, infrastruktur modern, dan budaya yang eksotis.

Atraksi alam di Pakistan sangat indah dan beragam. Wilayah utara Pakistan terdiri dari pegunungan, termasuk Himalaya, Karakoram, dan Hindu Kush. Gunung-gunung ini dihiasi dengan lembah yang indah, danau yang tenang, dan padang rumput hijau yang subur.

Sebaliknya, wilayah selatan Pakistan menawarkan lanskap gurun, dataran yang luas, dan garis pantai yang sebagian besar belum dijelajahi. Ada Gurun Thar di Sindh, serta perairan biru jernih dan suasana kontemplatif di Pantai Makran di Balochistan.

Tradisi budaya Pakistan, termasuk musik, tarian, dan festivalnya, sebagian besar sejalan dengan nilai-nilai Islam, menjadikannya cocok untuk wisata halal. Misalnya, tradisi musik dan tarian sufi Pakistan, yang dikenal sebagai Qawwali dan Dhamal.

Ada cukup banyak daerah di Pakistan yang belum banyak didatangi. Ini termasuk padang rumput Gilgit-Baltistan, benteng bersejarah Khyber Pakhtunkhwa, reruntuhan kuno Balochistan, dan budaya kesukuan di Wilayah Suku yang Dikelola Secara Federal (FATA)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement