REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggencarkan aksi penyelamatan keanekaragaman hayati Indonesia agar terhindar dari risiko perubahan iklim dan degradasi lahan.
"Perubahan iklim dan degradasi lahan menjadi salah satu penyebab semakin hilangnya keanekaragaman hayati," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dilansir Antara di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services 2018, ancaman terhadap keanekaragaman hayati di tingkat global mencapai rata-rata 25 persen. Kondisi ini mengindikasikan sekitar satu juta spesies menghadapi kepunahan dalam beberapa dekade, bahkan 47 persen ekosistem alami telah mengalami penurunan.
Handoko mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah krisis global yang harus segera diatasi melalui upaya penyelamatan dan aksi konservasi keanekaragaman hayati. Kini keanekaragaman hayati menghadapi ancaman serius.