REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buah-buahan dan sayuran yang mengilap sering ditemui di pusat perbelanjaan. Saat ini, banyak orang yang menyadari bahwa kilau itu berasal dari lapisan lilin buatan.
Lapisan lilin berfungsi memperbaiki penampilan dan memperpanjang umur simpan buah dan sayuran. Melalui akun Twitter-nya, chef yang juga selebritas, Vindy Lee, mengingatkan bahwa zat lilin pada buah, sekalipun food grade, dapat membahayakan sistem pencernaan dan ginjal ketika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dengan menggunakan pisau, Vindy lalu mengerik zat lilin dari sebuah apel. Ia lalu menjelaskan cara meluruhkan zat lilin yang melapisi apel.
"Masukkan apel ke dalam wadah, tambahkan dua sendok teh soda kue, dua sendok teh garam, dan air hangat sampai wadahnya penuh," kata Vindy.
Fruit wax, even though food grade, can be damaging to our digestive system and kidneys if consumed long term. Here’s how to clean them properly🍎✨ pic.twitter.com/topVivsgxK
— Vindy Lee (@VindyLee) June 10, 2023
Biarkan apel terendam selama 15 menit. Lalu, gunakan kuas khusus buah untuk menyikat apel.
"Setelah bersih, apel bisa dimakan dengan kulitnya," kata Vindy.
Wajar saja jika seseorang khawatir tentang efek buruk dari lilin semacam itu pada kesehatan. Pertanyaannya, apakah kita benar-benar membutuhkan lilin buatan?
Para ahli mengatakan sangat penting untuk menjaga kadar air dalam buah dan sayuran. Buah dan sayuran memiliki lapisan lilin alami yang mempertahankan kelembapan di dalamnya, yaitu sekitar 80-95 persen.
Untuk tujuan pengemasan, buah dan sayuran ini dicuci secara menyeluruh sehingga lapisan lilin alaminya luntur dan harus diganti dengan lilin buatan untuk mencegahnya kehilangan air.
Apakah lilin buatan ini aman untuk dikonsumsi? Tidak semuanya. Penanggung jawab laboratorium di MitraSK Food Testing Services, Soumyadeep Mukhopadhyay menjelaskan jenis lilin apa yang berbahaya bagi kita dan jenis yang relatif aman.
"Di India, sesuai Undang-Undang Pemerintah yaitu, Keamanan Pangan dan Peraturan Standar, lilin alami seperti lilin candelilla, lilin lebah, dan lilin carnauba adalah jenis lilin makanan yang diizinkan dalam berbagai buah dan sayuran," kata Mukhopadhyay, dilansir Hindustan Times, Rabu (14/6/2023).
Semua lilin alami memiliki gugus ester (senyawa organik) yang tidak ada dalam lilin minyak bumi karena terbuat dari alkana dari berbagai karbon. Dokter Mukhopadhyay menjelaskan bahwa lapisan yang mengandung senyawa kimia morfolin dapat menyebabkan disfungsi hati atau ginjal.
Bagaimana mengetahui apakah lilin makanan aman? Spektroskopi FTIR adalah metode di mana sampel dari berbagai lilin diuji melalui Spektrometer FTIR.
Semua lilin alami memiliki kandungan grup ester yang tidak ada pada lilin buatan. FSSAI hanya mengizinkan lilin alami, sehingga lapisan lilin yang diuji FTIR pada produk tidak dianggap berbahaya. Di sisi lain, lilin yang tidak diizinkan bisa sangat berbahaya bagi tubuh. Ini dapat menyebabkan mual, muntah, dan sakit perut.