Senin 19 Jun 2023 22:47 WIB

Sejarah Satelit Palapa dan Satelit Negara Asean (Bagian 2)

Indonesia sendiri mulai merencanakan pembangunan satelit pada tahun 1975.

Rep: MASPRIL ARIES/ Red: Partner
.
Foto: network /MASPRIL ARIES
.

Satelit Palapa.

KAKI BUKIT – Sejarah satelit di muka bumi ini menurut Aditya Chaturvedi dalam “Do You Know How Many Satellites Are Currently Orbiting around the Earth?” (2019), sejak peluncuran satelit Sputnik pertama pada tahun 1957, sekitar 8.378 satelit telah dikirim ke luar angkasa, sesuai data United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA).

Menurut data oleh Union of Concerned Scientists (UCS) yang menyimpan catatan jumlah satelit operasional, dari 4.987 satelit yang berputar di sekitar bumi pada tahun 2018, hanya 1.957 yang beroperasi. Ini berarti saat ini kurang dari 40 persen satelit yang berada di orbit beroperasi

Ada tiga tempat yang paling sering digunakan sebagai tempat peluncuran satelit. Pertama Plesetsk Cosmodrome di Rusia denga 2.101 peluncuran. Kedua, Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan dengan 1.734 peluncuran. Ketiga, Cape Canaveral di Amerika Serikat dengan 1.203 peluncuran.

Indonesia sendiri mulai merencanakan pembangunan satelit pada tahun 1975. Indonesia mulai membangun satelit komunikasi yang dibuat Boeing Satellite System yang bernama Program Satelit Palapa. Satelit Palapa-A1 mulai dibangun Februari 1975.

Waktu itu pemerintah Indonesia menandatangani kontrak untuk pembangunan dua satelit dengan Boeing Satellite System. Di dalam negeri juga dilakukan pembangunan stasiun kontrol induk untuk seluruh sistem dan stasiun bumi. Stasiun bumi tersebut diperasikan oleh Perumtel yang sekarang menjadi PT Telkom.

Satelit Palapa-A1 yang diluncurkan tanggal 8 Juli 1976 dari Kennedy Space Centre, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat adalah satelit komunikasi dengan berat peluncuran 1.265 pound, berat orbit 654 pound. Satelit ini dluncurkan NASA dengan menggunakan roket Delta 2914 sebagai pendorong, yang juga digunakan untuk peluncuran satelit Anik A dan Westar.

Satelit Palapa-A1 memiliki 12 transponder dengan kapasitas rata-rata 6000 sirkuit suara dan 12 saluran televisi berwarna simultan atau kombinasinya keduanya. Satelit ini memiliki tinggi 11 kaki 2 inci (termasuk antena) dengan diameter 6 kaki 2 inci, antena berbentuk balok yang merupakan parabola 5 kaki.

Satelit Palapa-A1 dan A2 merupakan satelit generasai pertama. Kemudian menyusul satelit generasi kedua menggantikan satelig generasi pertama, yaitu satelit Palapa-B1 yang diluncurkan 19 Juni 1983, diikuti peluncuran satelit keduanya, yaitu Palapa-B2 pada Februari 1984. Satelit Palapa-B2 sempat mengalami kegagalan mencapai orbit (failed to reach orbit) dan harus digantikan tugasnya oleh Palapa B2P yang diluncurkan tanggal 21 Maret 1987.


Keberadaan satelit Palapa sebagai satelit pertama yang dimiliki Indonesia dan pertama di Asia Tenggara ikut mendorong kepemilikan satelit oleh negara anggota Asean lainnya. Jejak Indonesia tersebut kemudian diikuti negara anggota Asean.

Adalah Thailand dengan membangun satelit Thaicom 1. Penandatanganan kontrak dengan perusahaan Hughes Space and Communications Company pada Oktober 1991. Thaicom 1 diluncurkan dengan roket Ariane-44L H10+ dari Kourou, Guyana Prancis, pada 18 Desember 1993.

Kemudian Malaysia satelit pertama yang dimiliki negara jiran ini adalah satelit MEASAT. Malaysia menandatangani kontrak dengan Hughes Space and Communications International, Inc. (HSCI), pada 17 Mei 1994. Malaysia menandatangani kontrak untuk pembangunan dua satelit komunikasi.

Satelit pertama diluncurkan dengan roket Ariane-44L H10-3 pada 12 Januari 1996, dari Kourou, Guyana Prancis. Peluncuran satelit kedua adalah 13 November 1996, juga menggunakan Ariane-44L H10-3 diluncurkan dari tempat yang sama.

Filipina menjadi negara berikutnya yang meluncurkan satelit komunikasi ke angkasa luar. Satelit pertamanya diberi nama satelit Agila 2. Agila 2 dikirim ke orbit pada tahun 1997. Satelit ini diklaim sebagai satelit telekomunikasi yang paling kuat dalam layanan di wilayah Asia-Pasifik.

Satelit ini dirancang, dibangun, dan diluncurkan oleh SS / L untuk Mabuhay Philippines Satellite Corporation, Agila 2 memberikan layanan siaran televisi, telepon, dan data ke area yang mencakup Asia Tenggara, dari Filipina hingga Hawaii, ke India, Pakistan, dan Bangladesh, dan ke Vietnam dan Cina.

Kemudian Singapura memiliki satelit ST 1 yang dimiliki bersama oleh Singapore Telecom (Singtel) dan Chunghwa Telecom dari Taiwan. ST 1 diluncurkan pada 25 Agustus 1998 dengan waktu operasi 12 tahun.

Negara Asean lainnya yang juga memiliki satelit komunikasi adalah Laos. Maret 2010 Laos menandatangani kontrak dengan China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) untuk pengiriman orbit satelit komunikasi LaoSat 1.Satelit ini dioperasikan oleh Lao Satellite Joint Venture Co. Satelit LaoSat 1 diluncurkan pada 20 November 2015.

Kemudian Vietnam. Negara ini melalui perusahaan Vietnam Posts and Telecommunications Group (VNPT) menandatangani kontrak dengan Lockheed Martin pada Mei 2006 untuk membangun sistem satelit telekomunikasi turnkey dengan operasi yang dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua 2008.

Dari seluruh negara anggota Asean sudah tujuh negara Asia Tenggara yang memiliki satelit sendiri, yaitu Indonesia, Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Laos, dan Vietnam. (maspril aries)

sumber : https://kakibukit.republika.co.id/posts/223991/sejarah-satelit-palapa-dan-satelit-negara-asean-bagian-2
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement