Rabu 21 Jun 2023 17:24 WIB

Status Pandemi Resmi Dicabut, IHSG Ditutup Menguat 0,63 Persen

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 0,25 persen atau 17,03 poin ke level 6.880 pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023) sore ini.
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 0,25 persen atau 17,03 poin ke level 6.880 pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023) sore ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (21/6/2023). IHSG menguat sebesar 0,63 persen atau terkerek naik 42 poin ke level 6.702,62.

Sektor konsumer siklikal, teknologi, infrastruktur, transportasi logistik, finansial, konsumer non siklikal, basic materials, energi, industrial, properti dan real estate bergerak positif  dan menopang kenaikan  IHSG. 

Baca Juga

IHSG bergerak direntang 6.635,67-6.702,62. Total nilai transaksi yang diperdagangkan sebesar Rp 7.969 triliun. Sebanyak 280 saham mengalami kenaikan, 240 saham mengalami penurunan dan 218 saham stagnan. 

Dari dalam negeri, IHSG di tutup menguat seiring pengumuman pemerintah mencabut status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Presiden Joko Widodo mencabut status pandemi Covid-19 dan per 21 Juni 2023 memasuki masa endemi. 

"Hal ini tentunya akan menodorong mobilitas masyarakat dan bisnis kembali menggeliat sehingga ini menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata Pilarmas Investindo Sekuritas, Rabu (21/6/2023).

IHSG bergerak menguat di tengah bursa Asia yang tertahan di zona merah. Pelaku pasar menantikan sikap The Fed di hadapan Kongres Amerika Serikat terkait kebijakan moneter.

Selain itu, pasar tampaknya merespons inflasi yang terjadi di Inggris. Sepanjang Mei 2023, Inggris mencatatkan inflasi sebesar 8,7persen, jauh dari target Bank of England (BoE) yang sebesar dua persen.

Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, ini memberikan indikasi bahwa BoE masih akan menggunakan kebijakan pengetatan moneternya dalam menekan inflasi. Kenaikan suku bunga dikhawatirkan akan menekan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangannya Inggris. 

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya ACES, ARTO, EMTK, MDKA, dan INDF. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya BRPT, SIDO, TINS, KLBF, dan INCO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement