Ahad 25 Jun 2023 18:15 WIB

Ajak Pemuda Bandung Kelola Sampah, GMP Ungkap Manfaat Magot

GMP mengajak komunitas pencinta lingkungan di Bandung.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Magot, berguna untuk pengurai sampah.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Magot, berguna untuk pengurai sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Relawan Ganjar Muda Padjajaran (GMP) melakukan penyuluhan pengelolaan sampah menggunakan metode maggot atau belatung. Penyuluhan dilakukan di salah satu kafe di daerah Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. GMP mengajak komunitas pencinta lingkungan di Bandung untuk memberikan materi penyuluhan. 

Koordinator Daerah GMP Kabupaten Bandung, Asep Taufiqurohman menjelaskan, alasan GMP menggelar penyuluhan adalah karena permasalahan sampah di Kabupaten Bandung yang mereka nilai cukup mengkhawatirkan. 

Baca Juga

"Permasalahan sampah, khususnya di Kabupaten Bandung itu telah menjadi isu yang strategis, di Kabupaten Bandung ada banjir, kami punya (sungai) Citarum yang hulunya di Kabupaten Bandung. Ini jadi permasalahan yang setiap hari dan setiap tahun belum selesai," kata Asep, seperti dilansir pada Ahad (25/6/2023). 

Pemilihan magot oleh relawan GMP untuk metode pengelolaan sampah, dijelaskan Asep adalah karena metodenya yang lebih mudah dan memiliki keuntungan ekonomis. 

Magot adalah pengurai sampah organik sehingga dapat menghasilkan pupuk kompos. Selain itu, maggot juga dapat dijual untuk dijadikan bahan dasar pakan ternak. 

"Untuk magot ini sendiri, selain dia memakan sampah organik, dia juga bernilai ekonomis. Budi daya maggot di Indonesia sendiri sudah menjadi tren yang bernilai ekonomis yang sangat-sangat besar," kata Asep. 

"Memang kalau dilihat dari fisiknya agak menggelikan, cuma kalau dilihat dari segi ekonomis apalagi bisa buat anak-anak muda lebih aware, ini jadi nilai positif," tambahnya. 

Lewat penyuluhan yang diikuti kumpulan pemuda dari berbagai daerah di Kabupaten Bandung ini, GMP berharap bisa memotivasi mereka untuk bisa lebih peduli terhadap lingkungan. 

Asep juga berharap para anak muda yang hadir juga bisa menyebarkan ilmu yang mereka dapat kepada teman dan masyarakat di sekitarnya. 

"Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, GMP Kabupaten Bandung sedikit demi sedikit permasalahan sampah bisa teratasi dengan membangun kesadaran," harapnya. 

Magot adalah nama lain larva lalat prajurit hitam (Black Soldier Fly/BSF). Magot menjadi booming empat hingga lima tahun terakhir karena menjadi solusi dari masalah sampah.

Selain itu, kandungan protein dan asam amino yang tinggi pada maggot bisa menjadi makanan premium untuk berbagai jenis unggas, ikan, hingga hewan peliharaan seperti burung, kucing, anjing, dan ayam. Pemerintah sendiri menaruh perhatian tinggi terkait magot. Seperti dilansir dari Antara, Kementerian Pertanian menyebutkan peluang ekspor magot ke pasar Eropa masih terbuka lebar lantaran volumenya yang masih sedikit dan negara di benua tersebut tidak memberlakukan protokol khusus.

 

Disebutkan hingga kini Indonesia tidak punya protokol apapun dengan pihak Eropa untuk produk magot.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement