Senin 26 Jun 2023 08:15 WIB

BRI Bekasi Dukung Penggunaan Fitur Digital

Per Juni 2023, ada 13 ribu nasabah yang telah memiliki QRIS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pembayaran QRIS (ilustrasi). Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda terapkan sistem untuk melampaui taget dalam mendukung budaya berbasis digital.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Pembayaran QRIS (ilustrasi). Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda terapkan sistem untuk melampaui taget dalam mendukung budaya berbasis digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda terapkan sistem untuk melampaui taget dalam mendukung budaya berbasis digital. Tujuan ini dibarengi dengan edukasi tanpa henti agar warga meninggalkan kebiasaan bertransaksi tunai dalam keseharian.

Pgs Pemimpin Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda, Hendra Satya Darma, mengatakan perhitungan per Juni 2023, sudah ada sekitar 13.800 nasabah yang memiliki QRIS dan menyalurkan sebanyak 284 unit mesin EDC. Sedangkan taget hingga akhir tahun untuk kepemilikan QRIS berada di sekitar 15 ribu dan mesin EDC 380.

Baca Juga

Untuk Agen BRILink, Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda telah merekrut 1.554 orang per Juni. Jumlah ini melampaui target tahun ini yang sudah ditetapkan sebanyak 1.330 Agen BRILink.

Tapi hasil dari pencapaian itu semua dinilai masih belum cukup. "Kita bukan ingin capai target, tapi dorong agar sebanyak-banyaknya yang menggunakan," ujar Hendra.

Selain QRIS dan keberadaan mesin EDC bagi pemilik usaha, Hendra menyatakan, kebutuhan Agen BRILink ini memang diperlukan lebih banyak. Mereka mendukung kemudahan bertransaksi di mana saja dan kapan saja.

Para agen ini juga adalah kepanjangangan BRI dalam mengedukasi masyarakat untuk membiasakan diri menggunakan non-tunai.Terlebih lagi, Agen BRILink saat ini juga telah dilengkapi dengan aplikasi khusus yang membuat mereka tidak perlu menggunakan mesin EDC.

Menurut Hendra, dengan aplikasi bernama BRILink Mobile, para agen semakin tidak terbatas dalam melakukan transaksi. "Makanya BRI bergerak berinovasi buat mempermudah layanan yang ada," katanya.

Tapi, Hendra menyatakan, meski keberadaan Agen BRILink penting, penempatan agen pun perlu pertimbangan. Dia mengaku, kantornya tetap melihat kebutuhan dari suatu wilayah dalam skala kepadataan penduduk untuk menempatkan jumlah agen.

Ketentuan itu dilakukan agar menjaga persaingan antar Agen BRILink tetap sehat di wilayah tersebut. "Kaya pasarkan padat dengan perputaran yang besar, bisa ada agen empat juga ngga masalah," ujarnya mencontohkan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement