Senin 26 Jun 2023 16:02 WIB

Pandemi Dicabut, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tetap Melambat

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat menjadi 4,9 persen pada 2023.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo Bank Dunia.
Foto: dok Bank Dunia
Logo Bank Dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski status wabah Covid-19 telah berubah dari pandemi menjadi endemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan melambat. World Bank atau Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melambat menjadi 4,9 persen pada 2023 dari 5,3 persen pada tahun lalu. 

Lead Economist World Bank Habib Rab mengatakan, salah satu faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik, yaitu mulai melandainya permintaan. Meski tumbuh, Habib melihat permintaan tahun ini tidak akan sekencang tahun lalu.

Baca Juga

"Permintaan masih tetap tumbuh, tetapi akan mulai ternormalisasi," kata Rab saat konferensi pers perilisan Indonesia Economic Prospects, Senin (26/6/2023). 

Selain itu, melambatnya ekonomi global secara signifikan turut berpengaruh terhadap perekonimian Indonesia. Turunnya permintaan global akan berdampak pada penurunan permintaan di Indonesia. 

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menjelaskan inflasi mengalami penurunan lebih cepat daripada yang diantisipasi pada awalnya berkat menurunnya harga minyak global, hasil panen yang lebih baik, beragam intervensi pemerintah untuk mengurangi penyumbatan suplai terutama terkait makanan, serta apresiasi rupiah. 

Seiring menurunnya tekanan inflasi, pertumbuhan diharapkan didukung oleh konsumsi sektor swasta, sementara ekspor diproyeksikan menurun seiring menurunnya harga-harga komoditas dan permintaan global. Inflasi yang menurun membantu mengembalikan ruang bagi kebijakan moneter untuk mendukung perekonomian.

Posisi kebijakan fiskal Indonesia mulai kembali normal, merefleksikan konsolidasi fiskal yang terjadi lebih cepat dari yang diharapkan. Hal ini didasari oleh meningkatnya pendapatan secara umum dan disiplin belanja publik. 

Penerapan reformasi perpajakan serta peningkatan kualitas belanja publik, termasuk di dalamnya investasi publik dan program-program yang mendukung pertumbuhan, terus menjadi kunci pendukung perekonomian pada masa mendatang.

"Di tengah ketidakpastian global, Indonesia mengalami peningkatan yang terus menerus di banyak bidang yang penting bagi pertumbuhan jangka panjangnya. Hal tersebut berhasil membantu menanggulangi kemiskinan ekstrem di negara ini," ujar Kahkonen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement