Rabu 28 Jun 2023 16:31 WIB

Airlangga: Momen Idul Adha Khazanah Bertoleransi dan Hidup Rukun

Airlangga berharap Indonesia jadi negara yang rukun, damai, adil, maju, dan sejahtera

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto
Foto: dok partai golkar
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah untuk seluruh umat Islam di Indonesia. Airlangga menuturkan, perayaan Idul Adha tahun ini menjadi momentum masyarakat untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang rukun dan damai.

Ketum Golkar mendoakan khazanah dalam mengamalkan ajaran Islam di Indonesia membuat masyarakat terbiasa untuk bertoleransi dengan perbedaan dan tetap hidup rukun.

Baca Juga

"Perayaan Idul Adha juga kita berdoa untuk bangsa dan Negara Indonesia, dapat rukun, damai, adil, maju, dan sejahtera,” tutur Airlangga dalam keterangan, Rabu (28/6/2023).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menuturkan, ada makna keikhlasan yang diajarkan dari peristiwa kurban. Yakni, mengorbankan apa yang kita miliki untuk kepentingan yang lebih besar dari pengorbanan itu sendiri.

Ia mengaku, apa yang sudah dilakukan Nabi Ibrahim menunjukkan betapa peristiwa itu harus dilandasi rasa ikhlas karena ketaqwaan sebagai seorang hamba.

"Semoga makna kurban dan keikhlasan ibadah selalu merekat dalam diri kita sehingga dapat meningkatkan keimanan, ketaqwaan, serta rasa syukur kepada Allah SWT,” ujar Airlangga.

Airlangga bersama Partai Golkar dijadwalkan menggelar sholat Idul Adha di Masjid Ainul Hikmah, Kompleks DPP Partai di Jakarta Barat, pada Kamis (29/6/2023). Shalat Idul Adha di DPP Partai Golkar akan menghadirkan Imam Ustadz H Badrul Anwar dengan khatib H Bastian Zulyeno

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement