REPUBLIKA.CO.ID, AMBARAWA -- Gempa tektonik dengan magnitudo 6.4 yang berpusat di barat daya Bantul, dirasakan oleh warga di Kecamatan Ambarawa dan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (30/6) pukul 19.57 WIB.
Prastowo (48), warga lingkungan Kelurahan Pojoksari, Kecamatan Ambarawa mengaku sempat merasakan guncangan gempa meski relatif lemah dan hanya berlangsung kurang dari 5 detik.
"Tetapi memang cukup terasa, lantai seperti bergetar agak kuat dan sedikit ada guncangan," katanya kepada Republika.
Awalnya, ia mengira getaran tersebut merupakan dampak gempa dangkal yang beberapa waktu lalu juga terjadi di sekitar wilayah Salatiga dan Ambarawa.
"Setelah di grup WhatsApp ramai mengunggah informasi gempa, saya baru yakin jika itu dampak dari gempa tektonik tersebut," jelasnya.
Guncangan gempa tektonik yang berpusat di barat daya Bantul ini juga dirasakan oleh Reza (30), di lingkungan Sembungan, Kelurahan Ungaran.
Awalnya, ia mengira getaran dan guncangan tersebut terjadi karena pengaruh kendaraan angkutan barang (truk) besar yang sedang melintas di jalan.
Tetap setelah kendaraan tersebut melintas di Jalan Diponegoro, Ungaran atau jalur utama Ungaran-Bawen yang memang jamak dilalui oleh kendaraan angkutan berat.
Namun ketika merasakan kursi yang didudukinya ikut bergoyang, ia baru menyadari jika itu gempa bumi dan berdasarkan informasi yang beredar, episentrumnya berada di barat daya Bantul, Yogyakarta.
"Sekitar 3 detik saya merasakan tempat duduk (kursi) yang saya duduki juga ikut bergoyang meskipun tidak terlalu kuat," jelasnya.
Sebelumnya Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi gempa tektonik magnitude 6,4 yang bersumber di barat daya Bantul dengan kedalaman 25 kilometer.
Berdasarkan analisis BMKG, dalam skala IV MMI gempa ini cukup terasa di wilayah Nganjuk, kebumen, Ponorogo, Wonogiri. II- IV MMI terasa di Kulonprogo, Klaten dan Wonogiri.