Selasa 04 Jul 2023 00:15 WIB

Duh Ya..., Harga Daging Ayam dan Cabai di Bandung Masih Tinggi

Disdagin terus berkoordinasi dengan distributor ayam dan cabai serta daerah penghasil

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Pedagang daging ayam dan telur ayam tengah melayani konsumen di Pasar Tradisional Kosambi Kota Bandung. Harga sejumlah komoditas masih mengalami kenaikan pasca-Idul Adha.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Pedagang daging ayam dan telur ayam tengah melayani konsumen di Pasar Tradisional Kosambi Kota Bandung. Harga sejumlah komoditas masih mengalami kenaikan pasca-Idul Adha.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah harga bahan pokok di pasar tradisional di Kota Bandung, masih mengalami kenaikan setelah hari raya Idul Adha beberapa waktu lalu. Komoditas yang masih tinggi harganya yaitu daging ayam dan cabai.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, harga daging ayam masih di angka Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram.

Sedangkan, harga cabai tanjung di angka Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram di pasar tradisional. Namun, harga komoditas tersebut di toko ritel relatif masih murah dibandingkan di pasar tradisional.

"Daging ayam di pasar tradisional mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu per kilogram sedangkan harga cabai rawit Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram," ucap dia, Senin (3/7/2023).

Kabid Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan salah satu faktor harga daging ayam naik  karena harga pakan naik dan permintaan meningkat. Termasuk permintaan cabai yang meningkat.

"Cabai merah tanjung dipakai untuk masak sering dipakai untuk masak besar, apalagi di hari Idul Adha," jelas dia.

Dia mengatakan, perbedaan harga di pasar tradisional dan ritel terjadi karena ritel menjual tidak per kilogram, sedangkan pasar tradisional per kilogram. Di pasar tradisional pun alurnya lebih panjang.

"Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer. Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi makanya bisa terjadi perbedaan," ungkap dia.

Meiwan mengatakan, dinas masih terus memantau harga dan ketersediaan agar aman. Termasuk berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil.

"Kenaikan daging ayam dan cabai bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah," ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement