Selasa 04 Jul 2023 16:57 WIB

Jokowi Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik

Indonesia dan Australia harus mengembangkan kerja sama ekonomi yang lebih substansif.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese saat mengajak Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) berkeliling di halaman belakang Admiralty House, Sydney, Selasa (4/7/2023).
Foto: Dok Laily Rachev/Biro Pers Sekre
Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese saat mengajak Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) berkeliling di halaman belakang Admiralty House, Sydney, Selasa (4/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Indonesia-Australia membangun kerja sama pengembangan produksi baterai kendaraan listrik. Dalam pertemuan Annual Leaders' Meeting, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyambut baik kerja sama di sektor itu, termasuk melalui MoU yang telah ditandatangani antara pemerintah Australia serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

“Saya menyambut baik kerja sama dalam bidang ini, termasuk MoU yang telah ditandatangani antara pemerintah (Australia) dan Kadin," kata PM Albanese saat memberikan pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sydney, Australia, Selasa (4/7/2023).

PM Albanese mengatakan, Australia menawarkan banyak hal kepada Indonesia dan kawasan di bidang transisi energi, termasuk langkah global menuju kendaraan listrik. Dia menyebut, negaranya kaya dengan semua komponen yang dibutuhkan dan juga ahli di bidang energi terbarukan.

“Kami memajukan kerja sama dan kolaborasi dalam masalah vital ini yang memberikan peluang luar biasa bagi kami untuk maju," ujar Albanese.

Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan, kedua negara harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis di bidang pengembangan baterai kendaraan listrik. Hal itu karena bisa menguntungkan kedua negara pada masa depan.

“Indonesia dan Australia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis melalui pengembangan bersama produksi baterai EV,” kata Jokowi saat memberikan pernyataan pers bersama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement